Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kredit UMKM di Indonesia
Abstract
Sektor UMKM mempunyai peran yang cukup signifikan dalam perekonomian, terlebih pada negara berkembang seperti Indonesia. Peran tersebut dapat ditinjau dari berbagai indikator makro UMKM. Yang pertama, terdapat dalam setiap sektor ekonomi dengan jumlah industri yang besar. Berdasarkan data tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah populasi UMKM mencapai 49,84 juta unit usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor UMKM menyerap 91,75 juta tenaga kerja atau 97,3 persen dari seluruh tenaga kerja di Indonesia. Peran UMKM yang ketiga, yakni kontribusi kegiatan ekonomi UMKM terhadap Gross Domestic Product (GDP) Pada tahun 2007 total nilai GDP Indonesia mencapai Rp 3.957,4 triliun, dimana UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp 2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari total GDP Indonesia. Keempat, Ekspor hasil produksi UKM selama tahun 2007 mencapai Rp 142,8 triliun atau 20 persen terhadap total ekspor nonmigas nasional sebesar Rp 713,4 triliun. Ketersediaan permodalan adalah salah satu unsur yang sangat vital untuk mendorong pertumbuhan UMKM. Untuk memperbesar akses UMKM terhadap kredit perbankan, perlu adanya upaya-upaya dari sisi permintaan dan juga penawaran. Dari sisi permintaan, selain perbaikan kualitas SDM, permodalan, teknologi, manajemen dan pemasaran, keadaan makroekonomi juga turut berpengaruh terhadap permintaan kredit UMKM. Keadaan perekonomian Indonesia yang tumbuh secara stabil dapat meningkatkan kinerja UMKM sehingga akses mereka terhadap kredit perbankan juga semakin besar. Selain upaya dari sisi permintaan di atas, upaya dari faktor penawaran juga tidak kalah penting. Perbaikan kondisi internal perbankan seperti peningkatan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan rendahnya kredit macet dapat meningkatkan penawaran kredit perbankan, termasuk kredit UMKM. Kebijakan pemerintah yang pro UMKM juga dapat meningkatkan akses permodalan UMKM. Selain itu, kebijakan Bank Indonesia melalui instrumen suku bunga SBI yang rendah diharapkan diikuti juga oleh kredit perbankan, karena seperti diketahui tingginya suku bunga menghambat penyaluran kredit, termasuk kredit UMKM. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kredit UMKM di Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series secara bulanan mulai dari Januari 2005 hingga Desember 2008. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Two Stage Least Square (2SLS) sedangkan pengolahan data menggunakan software e-views 4. Hasil penelitian ini menyimpulkan Permintaan kredit UMKM dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh GDP dan dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh suku bunga kredit perbankan dan inflasi. Pengaruh ketiga variabel tersebut sesuai dengan teori yang ada. Namun, variabel nilai tukar yang mempengaruhi permintaan kredit UMKM secara positif dan signifikan tidak sesuai dengan hipotesis karena fluktuasi nilai tukar tidak terlalu berpengaruh pada kinerja UMKM. Kesimpulan yang lain adalah penawaran kredit UMKM dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh DPK dan LDR. Penawaran kredit UMKM juga dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh CAR dan NPL. Variabel CAR tak sesuai dengan teori karena CAR mempersempit ruang bank dalam menawarkan kreditnya. Sedangkan suku bunga kredit perbankan pengaruhnya tidak terlalu nyata terhadap penawaran kredit UMKM. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Kondisi makroekonomi Indonesia, seperti GDP dan inflasi terbukti ikut mempengaruhi permintaan kredit UMKM. Untuk itu pemerintah berkewajiban menjaga pertumbuhan GDP dan Bank Indonesia selaku otoritas moneter bertugas menjaga inflasi yang rendah dan stabil untuk meningkatkan permintaan kredit UMKM. 2) Mengingat kondisi internal bank seperti DPK, CAR, LDR, dan NPL mempengaruhi penawaran kredit UMKM, maka peningkatan kinerja perbankan akan meningkatkan penawaran kredit UMKM sehingga fungsi intermediasi perbankan akan berjalan lebih baik. 3) Untuk studi lebih lanjut, dapat menggunakan data panel yang meliputi seluruh bank umum di Indonesia agar dapat menganalisis lebih rinci pengaruh satu persatu bank umum terhadap penyaluran kredit UMKM.