Show simple item record

dc.contributor.advisorMatjik, Ahmad Ansori
dc.contributor.advisorAunuddin
dc.contributor.advisorA Makmur
dc.contributor.authorPasaribu, Pantas
dc.date.accessioned2023-10-11T08:13:00Z
dc.date.available2023-10-11T08:13:00Z
dc.date.issued1985
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126223
dc.description.abstractPenduduk di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan penduduk ini diikuti oleh meningkatnya kebutuhan akan pangan dan ruang untuk tempat tinggal. Kedua jenis kebutuhan ini sama-sama menghendaki perluasan penggunaan tanah, sementara persediaan tanah terbatas. Akibatnya, terutama di daerah-daerah yang padat penduduknya perluasan (extensifikasi) areal pertanian hanya mung- kin apabila wilayah yang kondisi tanahnya kurang meng- untungkan dapat dimanfaatkan. Tanaman jagung umumnya tidak dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang bereaksi asam dan mengandung ion aluminium dalam kadar yang sedang atau tinggi. Tanah-tanah seperti ini membutuhkan biaya tambahan berupa pengapuran untuk memperoleh hasil yang memadai. Adanya varietas atau galur tanaman jagung yang toleran terhadap keracunan aluminium akan dapat mengurangi kesulitan, tetapi varietas atau galur yang toleran terhadap keracunan aluminium hanya dapat diperoleh melalui program seleksi yang terarah dan berencana. Menyadari kesulitan di atas, Departemen Agronomi IPB, telah melaksanakan suatu program seleksi untuk menghasilkan varietas tanaman jagung yang toleran terhadap keracunan aluminium dan berdaya hasil tinggi dengan metoda seleksi daur-ulang sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemajuan yang dicapai setelah program berjalan satu daur (siklus) seleksi. Dari tiga populasi yang dinilai, populasi dasar, po- pulasi hasil seleksi di Darmaga, Aimana kandungan alumi- nium mencapai 2.55 me/100 g, dan populasi hasil seleksi di Tajur, kandungan aluminium 0.09 me/100 g, kelihatan populasi hasil seleksi, tanpa membedakan lokasi, memiliki daya kecambah yang lebih tinggi tetapi untuk karakter lainnya tidak berbeda dari populasi dasar. Sebaliknya populasi hasil seleksi di Darmaga tidak memperlihatkan perbedaan dari populasi hasil seleksi di Tajur untuk semua karakter yang diamati. Di Darmaga semua populasi tumbuh sama-sama menderita tetapi di Tajur tumbuh sama-sama baik. Namun demikian kelihatan ada kecenderungan populasi hasil seleksi di Darmaga lebih "dekat" dengan populasi dasar daripada dengan populasi hasil seleksi di Tajur. Pola korelasi antar karakter dari ketiga populasi dikedua lokasi adalah serupa dan korelasi yang bermakna hanya antara tinggi batang dengan bobot kering akar dan batang, antara lilit batang dengan indeks luas daun serta an- tara bobot kering akar dengan bobot kering batang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcField cropsid
dc.subject.ddcMaizeid
dc.subject.ddcToxic substancesid
dc.titlePenilaian seleksi toleransi keracunan alumunium dengan metoda seleksi daur ulang sederhana pada tanaman jagungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAluminiumid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record