Analisis daya saing, posisi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi impor gula Indonesia
Abstract
Permintaan gula dalam negeri yang tinggi menyebabkan impor menjadi
pilihan utama saat produksi domestik tidak mampu menyuplai permintaan tersebut.
Impor gula yang terus meningkat setiap tahunnya dapat menyebabkan
ketergantungan impor dan merugikan perekonomian Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis bagaimana daya saing komoditi, tingkat
ketergantungan impor, serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor gula dalam
jangka panjang. Metode yang digunakan adalah Revealed Comparative Advantage
(RCA), Import Dependency Ratio (IDR), dan Vector Error Correction Model
(VECM). Data yang digunakan adalah data time series tahunan 1980-2015. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa industri gula Indonesia tidak berdaya saing dengan
nilai RCA rata-rata dibawah satu. Posisi Indonesia adalah sebagai negara net
importir dengan rasio ketergantungan impor antara 6 hingga 92 persen pertahun.
Berdasarkan pengujian VECM, variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
impor gula dalam jangka panjang adalah PDB perkapita, tingkat inflasi, luas lahan
tebu, nilai tukar Rupiah, dan harga gula domestik. Sementara itu variabel harga gula
internasional dan produksi gula tidak berpengaruh secara signifikan terhadap impor
gula baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kontribusi terbesar
terhadap impor gula dimiliki oleh variabel nilai tukar Rupiah dengan kontribusi
sebesar 23 persen.