Model Pengembangan Kelompok Tani Hutan untuk Kinerja Berkelanjutan di Kabupaten Kampar
Abstract
Pemanfaatan sumber daya hutan yang berkelanjutan dapat membantu
mengurangi kemiskinan di negara berkembang, termasuk Indonesia, terutama
melalui kelompok masyarakat pedesaan seperti kelompok tani hutan (KTH).
Namun, kemampuan KTH dalam mengelola sumber daya hutan masih rendah, yang
berdampak pada penurunan kinerja mereka, seperti yang terlihat pada KTH di
Kabupaten Kampar. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus
pada pengembangan KTH berdasarkan aspek kelola kelembagaan, kelola kawasan,
dan kelola usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja KTH dalam mencapi kesejahteraan dan membangun model
pengembangan KTH. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kampar dengan
melibatkan 193 responden menggunakan metode sensus. Analisis data
menggunakan teknik Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kelola usaha memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kesejahteraan KTH di Kabupaten Kampar, diikuti oleh
aspek kelola kelembagaan dan aspek kelola kawasan. Model pengembangan KTH
melibatkan peningkatan indikator kunci dalam setiap aspek, seperti keterlibatan
KTH dalam program-program pemerintah/non-pemerintah/organisasi lain,
pemanfaatan wilayah kelola kelompok secara tepat, dan penambahan modal usaha,
sebagai langkah kunci untuk mencapai pengelolaan yang produktif, mandiri,
sejahtera, dan berkelanjutan. Sustainable forest resource utilization can alleviate poverty in developing
countries, including Indonesia, mainly by rural community groups like forest
farmer groups (KTH). However, the capacity of KTH to manage forest resources is
still low, leading to a decline in their well-being, exemplified in KTH in Kampar
Regency. Unlike previous studies, this research focuses on developing KTH based
on institutional, area management, and business aspects. The objective of the study
is to analyze the factors influencing KTH’s well-being and build a development
model for KTH. The research was conducted in Kampar Regency with 193
respondents using a census method. Data analysis used the Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) technique. The study’s findings reveal
that business management significantly influences KTH’s well-being in Kampar
Regency, followed by institutional and area management aspects. The development
model for KTH involves enhancing key indicators in each aspect, such as KTH’s
involvement in government/non-government organizations/other institution
programs, appropriate area utilization, and increased business capital, as key steps
to achieve a productive, self-reliant, prosperous, and sustainable management.
Collections
- MT - Forestry [1385]