Pemantauan dampak proyek irigasi Gumbasa terhadap lingkungan biologi di lembah Palu, Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
1988Author
Ponulele, Aminuddin
Suratmo, F. Gunarwan
Koswara, Jajah
Koesoebiono
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana dampak
irigasi Gumbasa terhadap lingkungan biologj di sekitar
jaringan irigasi dan untuk memperoleh pengetahuan sejauhmana
tingkat keterkaitan antara kegiatan proyek irigasi
dengan lingkungan biologi.
Pengamatan biologi terdiri ates biologi darat dan
biologi air dilakukan di lima desa di sepanjang wilayah
yang mendapat pengaruh irigasi. Biologi darat berupa tanaman
talun, tanaman pekarangan, tumbuhan liar,ternak.dan
burung liar. Bi ologi air berupa plankton, bentos,dan ikan,
Sebagai faktor pendukung dalam penelitian ini diteliti pula
kualitas air untuk mengetahui kesesuaiannya sebagai air
irigasi pertanian. Data dikumpulkan melalui pengukuran,observasi
dan wawancara
Hasil penelitian menunjul<kan, bahwa proyek Irigasi
Gumhasa telah menimbulkan dampak berupa perubahan komunitas
hutan dan semak seluas l 563 hektar menjadi areal persawahan,
sedangkan padang rumput tempat menggembala berkurang
dari 841 hektar menjadi 363 hektar. Areal pemukiman
bertambah dari 433 hektar menjadi 483 hektar.
Dengan adanya
perubahan komunitas hutan, spesies tumbuhan yang mempunyai
manfaat bagi manusia, antara lain pohon gebang dan
satwa liar yang mulai langka, seperti ayam hutan dan elang
berleher putih, terancam punah. Namun demikian selain memperoleh kesempatan kerja untuk menggarap lahan partanian
karena adanya proyak I.rigasi Gumbasa, para patani dapat
pula menambah sumber penghasilan dengan memalihara ternak,
membuat kolam ikan, memperbanyak janis tanaman pada kebun
serta mamanfaatkan pekarangan dengan tanaman yang barguna.
Hasil penelitian ini menunjukkan pula adanya pengaruh
lingkungan terhadap air irigasi. Air irigasi dapat menjadi
penyebar penyakit karena penduduk membuang kotoran dan sampah
kesaluran irigasi. Tanggul irigasi terancam kerusakan
karena ternak berkeliaran di etas tanggul. Penduduk yang
membuka perladangan pada bagian lereng di atas· saluran
irigasi merupakan pule ancaman terhadap pendangkalan saluran
irigasi karena proses erosi. Ke arah hilir ' telah
mulai gejala pencemaran dengan meningkatnya kadar garam.
Pemanfaatan air irigasi belum dilaksankan secara penuh
karena masih ada lahan potensial terutama di desa Sidondo
dan Sidera yang belum digarap dan terdapat air yang
berlebihan sehingga menimbulkan rawa-rawa.