Dampak Peningkatan Produktivitas dan Kapasitas Produksi CPO terhadap Produksi Biodiesel Indonesia
Abstract
Minyak sawit merupakan minyak nabati yang memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan minyak nabati non sawit lainnya dalam menghasilkan biodiesel sehingga minyak sawit sebagai sumber minyak nabati terpenting di dunia dikarenakan produksi yang melimpah di domestik, harga lebih rendah dan emisi karbon yang rendah. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan minyak sawit. Berdasarkan kapasitas produksi, biodiesel menempati posisi kedua tertinggi produk turunan minyak sawit setelah minyak goreng, sehingga biodiesel dapat dikatakan penting demi menjamin salah satunya keamanan energi di Indonesia. Dengan kapasitas industri hilir yang demikian, industri hilir minyak sawit domestik diperkirakan sudah mampu mengolah sekitar 32 juta ton CPO. Penelitian ini menggunakan data sekunder time series bulanan dari periode Januari 2018 hingga Desember 2021. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Model sistem persamaan yang digunakan yaitu sistem persamaan simultan dengan metode estimasi Two Stages Least Square (2SLS). Model persamaan simultan digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif. Model Ini digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel eksogen dan endogen berinteraksi satu sama lain secara simultan. Model ini terdiri dari 15 persamaan yaitu 10 persamaan struktural dan 5 persamaan identitas yang dibedakan menjadi dua blok, yaitu blok minyak sawit dan blok biodiesel Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Office Excel, Software Statistical Analysis System/ Econometric Time Series (SAS/ETS) versi 9.4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kebijakan DMO melalui peningkatan permintaan minyak sawit oleh industri biodiesel berdampak terhadap meningkatnya harga riil domestik minyak sawit sehingga menyebabkan peningkatan terhadap permintaan domestik minyak sawit Indonesia dengan peningkatan permintaan minyak sawit oleh industri biodiesel, permintaan minyak sawit oleh industri lain. Peningkatan kebijakan DMO berdampak juga terhadap produksi biodiesel sehingga penawaran domestik biodiesel Indonesia meningkat, ekspor biodiesel meningkat dan terjadi penurunan harga riil domestik biodiesel. Peningkatan harga riil dunia minyak mentah berdampak terhadap peningkatan permintaan biodiesel Indonesia sehingga harga riil domestik biodiesel akan mengalami penurunan. Peningkatan harga riil dunia minyak mentah direspon oleh peningkatan permintaan minyak sawit oleh industri biodiesel dan permintaan domestik minyak sawit Indonesia. Dengan meningkatnya permintaan domestik minyak sawit Indonesia maka menyebabkan produksi biodiesel Indonesia meningkat. Peningkatan produksi biodiesel di Indonesia mengakibatkan ekspor biodiesel yang akan dieskpor ke negara tujuan meningkat sehingga akan meningkatkan penawaran domestik biodiesel Indonesia. Melalui skenario peningkatan produktivitas minyak sawit Indonesia sebesar 10 persen dan peningkatan kapasitas produksi biodiesel sebesar 20 persen berdampak terhadap peningkatan luas areal menghasilkan minyak sawit dan peningkatan produksi minyak sawit. Dengan meningkatnya produksi minyak sawit maka akan meningkatkan penawaran minyak sawit Indonesia sehingga ekspor minyak sawit Indonesia akan meningkat. Program biodiesel ini diharapkan dapat memperbaiki stabilitas harga kelapa sawit dengan mengubah arah distribusi kelapa sawit yang tadinya mayoritas berorientasi pada ekspor minyak mentah CPO. Pengembangan industri hilir biodiesel tidak hanya dipandang sebagai bagian dari upaya untuk menopang kemandirian energi nasional, tetapi juga mencapai produksi energi berkelanjutan serta mendorong produksi kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia. Palm oil is a vegetable oil that has a lower cost than other non-palm vegetable oils in producing biodiesel, making palm oil the most important source of vegetable oil in the world due to abundant domestic production, lower prices and low carbon emissions. Biodiesel is an alternative fuel produced from palm oil processing. Based on production capacity, biodiesel is the second highest palm oil derivative product after cooking oil, so biodiesel can be said to be important to ensure energy security in Indonesia. With such downstream industrial capacity, the domestic palm oil downstream industry is estimated to have been able to process around 32 million tons of CPO. This study uses monthly time series secondary data from January 2018 to December 2021. This research uses quantitative analysis. The equation system model used is a simultaneous equation system with the Two Stages Least Square (2SLS) estimation method. The simultaneous equation model is used to conduct quantitative analysis. This model is used to determine how exogenous and endogenous variables interact with each other simultaneously. The model consists of 15 equations, namely 10 structural equations and 5 identity equations that are divided into two blocks, namely the palm oil block and the Indonesian biodiesel block. Data processing was done using Microsoft Office Excel software, Statistical Analysis System/ Econometric Time Series (SAS/ETS) version 9.4. The results showed that the implementation of the DMO policy through an increase in palm oil demand by the biodiesel industry had an impact on increasing the domestic real price of palm oil, causing an increase in the domestic demand for Indonesian palm oil with an increase in palm oil demand by the biodiesel industry, palm oil demand by other industries. The increase in the DMO policy also has an impact on biodiesel production so that Indonesia's domestic biodiesel supply increases, biodiesel exports increase and there is a decrease in the domestic real price of biodiesel. An increase in the real world price of crude oil leads to an increase in the demand for Indonesian biodiesel, so that the domestic real price of biodiesel will decrease. An increase in the real world price of crude oil is responded by an increase in the demand for palm oil by the biodiesel industry and the domestic demand for Indonesian palm oil. With the increase in Indonesia's domestic demand for palm oil, Indonesia's biodiesel production increases. The increase in biodiesel production in Indonesia results in the export of biodiesel to destination countries increasing, which will increase the domestic supply of Indonesian biodiesel. Through the scenario of increasing Indonesian palm oil productivity by 10 percent and increasing biodiesel production capacity by 20 percent, it has an impact on increasing the area of producing palm oil and increasing palm oil production. With the increase in palm oil production, it will increase the supply of Indonesian palm oil so that Indonesian palm oil exports will increase. The biodiesel program is expected to improve the stability of palm oil prices by changing the direction of palm oil distribution which was previously mostly oriented towards CPO crude oil exports. The development of the downstream biodiesel industry is not only seen as part of the effort to sustain national energy independence, but also to achieve sustainable energy production and encourage sustainable palm oil production in Indonesia.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]