Kelayakan usaha pengolahan ikan pindang dengan teknologi semi modern di Kabupaten Lamongan Jawa Timur
Abstract
Pindang ikan merupakan salah satu metode pengawetan dan pengolahan
ikan dengan penggaraman dan perebusan. Permasalahan ikan pindang tradisional
menurut Appikando 2012 yaitu kurang memperhatikan sanitasi dan higienitas
dalam proses produksi sehingga daya awet menjadi singkat yaitu 1-2 hari dalam
suhu ruang dan masih menggunakan kemasan yang kurang menarik. Penerapan
teknologi pindang ikan semi modern untuk menghadapi permasalahan tersebut
membutuhkan biaya investasi yang tinggi dalam pendirian usaha. Penelitian
kelayakan usaha pindang dengan teknologi semi modern bertujuan untuk menilai
kelayakan rencana pendirian bisnis pindang semi modern di Kabupaten Lamongan
dilihat dari aspek finansial (Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR),
Net Benefit Cost (Net B/C) Ratio dan Discounted Payback Period (DPP), aspek non
finansial (pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial budaya dan ekonomi, dan
aspek lingkungan) serta perubahan maksimum yang dapat ditoleransi akibat
penurunan harga produksi pindang dan kenaikan harga bahan baku ikan sehingga
bisnis tetap layak. Analisis aspek finansial dibagi dalam 4 skenario, I (pindang ikan
bandeng), II (pindang ikan layang), III (Pindang ikan tongkol), IV ( kombinasi ikan
bandeng, ikan layang, ikan tongkol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh
aspek non finansial dikatakan layak dan aspek finansial pada skenario ikan bandeng
(skenario I) menunjukkan nilai kelayakan terbaik daripada skenario yang lainnya
yaitu NPV adalah Rp 4 142 497 471, IRR 75%, Net B/C Ratio 4.9, dan DPP 3.7
tahun. Berdasarkan analisis switching value peningkatan maksimum harga bahan
baku ikan bandeng sebesar 27.71%, sedangkan penurunan produksi sebesar
12.22%.
Collections
- UT - Agribusiness [4548]