Pengaruh Salinitas 3 ppt dan Kesadahan Moderat Terhadap Daya Kerja Filter Pada Sistem Resirkulasi Untuk Budidaya Ikan Maskoki (Carassius auratus Linn).
Abstract
Bertambahnya jumlah penduduk serta adanya persaingan penggunaan lahan dan air antara akuakultur dengan bidang produksi lainnya menuntut adanya pemanfaatan kedua sumber tersebut secara efisien. Untuk mengatasi masalah ini maka mulai diterapkannya usaha akuakultur dengan menggunakan sistem resirkulasi. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Perilcanan Air Tawar Bogor sejak tahun 1976 hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem resirkulasi layak untuk dimasyarakatkan terutama bagi kelompok masyarakat kota yang memiliki lahan terbatas (Komaruddin, 1992). Budidaya ikan bias air tawar merupakan salah satu usaha akuakultur yang cukup penting. Salah satu jenis ikan hias yang cunat populer dm banyak penggemarnya adalah ikan maskoki (Carassius auratus Linn). Adanya penambahan salinitas ke dalam sistem resirkulasi dapat mempengaruhi kesadahan, akalinitas, pH, proses nitrifikasi serta toleransi ikan terhadap stress (Rust, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas 3 ppt dan kesadahan moderat (If- 99 mgiL setara CaC03) terhadap daya kerja ater serta perubahan kualitas fisika, k i i a , biologi air pada pemeliharaan ikan maskoki (Carassius auratus Linn). Penelitian ini diiaksanakan pada bulan Juli 2000 sampai Oktober 2000 bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini menggunakan 2 unit sistem resirkulasi dan masing-masing unit terdiri dari 1 buah wadah pengendapan, 5 buah akuarium yang berukuran 60x35~30c m serta 2 buah filter terdiri atas kerikil, pasir, zeolit dan arang batok yang merupakan komponen filter. Ikan yang dipelihara adalah ikan maskoki dengan berat awal 2.15 ir 0.067 gr dengan padat tebar 50 ekorlakuarium. Pakan yang diberikan adalah cacing Tubifex secara-@satiation-(sampai-sekenyangnya)-sebanyak-3-kali-sehariiPenelitian-ini terdii atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan terdiri atas stabilisasi awal sistem dan adaptasi ikan. Stabiisasi awal sistem diakukan selama satu minggu. Proses ini bertujuan untuk menstabilkan kualitas air dan menumbuhkan bakteri nitrifikasi pada kedua Uter serta kesiapan masing-masing komponen yang terdapat pada kedua unit tersebut. Adaptasi ikan dilakukan terhadap sahitas dengan penambahan salinitas 1 ppthari. Perlakuan dalam penelitian ini terdui atas 2 unit, dengan unit-1 sebagai kontrol dan unit-2 sebagai media yang diberi salinitas 3 ppt dan kesadahan rnoderat. Selama pemeliharaan tidak dilakukan penyiponan dan pergantian air. Penambahan ak dilakukan setelah pengambiian sampel sebanyak 1250 mL air dengan kadar salinitas yang sarna untnk masing-masing unit dan bila terjadiiya penguapan (evaporasij daiam sisrem. Tahap pengamatan dilakukan pengamatan terhadap berat ikan serta kualitas air yang diiakukan selama 5 hari sekali. Pengamatan untuk kelangsungan hidup ikan diamati setiap hari. Untuk parameter halitas air yang diamati meliputi parameter fisika (suhu dan turbiditas), parameter kimia (DO, pH, amonia, nitrit dan nitrat) serta parameter biologi (kelimpahan bakteri dan kelimpahan f i t ~ p l ~ o n )A.n alisis data dilakukan secara deskriptif untuk semua parameter yang diamati, sedangkan analisis statistik untuk parameter kualitas air yang meliputi parameter fisika, parameter kimia dan parameter biologi (kelimpahan bakteri) dengan Kruskal- Wallis. Efisiensi pengubahan (EP) yang diperoleh pada unit-1, untuk amonia sebesar 5.9677%, nitrit sebesar 8.0690 %, nitrat sebesar -6.3978% dan turbiditas sebesar 6.7643 %. Pada unit-2 efisiensi pengubahan (EP) yang diperoleh untuk amonia sebesar 19.1868 %, nitrit sebesar 12.1535 %, nitrat sebesar 1.7712 % dan turbiditas sebesar 5.0689 %. Berdasarkan hail yang diperoleh dari kedua unit resirkulasi, unit-1 memiliki EP lebii besar dari unit-2 untuk turbiditas. Unit-2 memiliki EP lebii besar dari unit-1 untuk amonia, nitrit dan nitrat. Besarnya nilai EP pada unit-2 untuk amonia dan nitrit dari unit-1, disebabkan adanya penambahan salinitas yang menyebabkan nilai kesadahan dan kapasitas buffer meningkat sehingga nilai pH menjadi lebi stabil. Stabilnya nilai pH diduga dapat memberikan keadaan lingkungan yang mendukung untuk tumbuhnya bakteri ~trifikasi. Efisiensi pengubahan (EP) untuk nitrat yang bernilai kecil pada kedua unit disebabkan karena tidak adanya tanaman air yang dapat memanfaatkan nitrat. Lebih banyaknya jumlah ikan pada unit-2 dari unit-1 sampai akhir penelitian, menyebabkan feses yang dihasilkan pada unit-2 lebih banyak. Sehgga nilai turbiditas pada unit-2 lebih tinggi dari unit-1. Berdasarkan analisis statistik dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis, tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% (P>0.05) untuk semua parameter kualitas air. Lebii tingginya kandungan amonia dan nitrit pada unit-2 disebabkan jumlah ikan pada unit-2 lebih besar dari unit-1 sehingga amonia yang dihasilkan pada unit-2 lebih banyak dan menyebabkan jumlah nitrit pada unit-2 pun lebii banyak. Rendahnya kandungan DO pada unit-2 dari pada unit-1 disebabkan karena jumlah organisme pada unit-2 lebi banyak dari unit-1 sampai akhir penelitian. pH -yang-lebihstabil-pada-unit-Ldisebabk-gi akibat adanya penambahan salinitas pada unit-2. Kisaran suhu antara 26.00-27.16'~ untuk unit-1 dan 25.60-27.42'~ untuk unit-2 mash dalam kisaran normal untuk kelangsungan hidup ikan maskoki. Kisaran suhu ini mash dapat ditoleransi oleh bakteri nitrifikasi. Kisaran Kelimpahan bakteri yang ada dalam sistem mash berada pada batas kisaran jumlah bakteri yang ada pada tangki pemeliharaan. Penambahan salinitas sebesar 3 ppt pada unit-2 belum dapat mengharnbat kelimpahan bakteri yang ada dalam sistem (tidak berbeda nyatanya antara Unit-1 dan Unit-2). Laju pertumbuhan harian (a) rata-rata ikan maskoki lebii tinggi pada unit-2 dari unit-1. Unit-1 memiliki a rata-rata sebesar 3.1067+0.0924% dan untuk unit-2 a rata-rata sebesar 3.1967*0.1290%. Kelangsungan hidup (SR) pada unit-2 lebih besar dari unit-1. Unit-1 memiliki SR rata-rata sebesar 83.33*4.16% dan unit-2 sebesar 92.00+3.46%.