Analisis Saluran Pemasaran Sayuran Organik pada Koperasi Serikat Petani Indonesia Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi dan menganalisis
sistem pemasaran melalui saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur
pasar, dan perilaku pasar pada Koperasi Serikat Indonesia; (2) Menganalisis
farmer’s share dan rasio keuntungan biaya yang didapat oleh petani anggota
Koperasi Serikat Petani Indonesia; (3) Menganalisis saluran pemasaran yang
paling efisien dari aktivitas pemasaran sayuran organik oleh Koperasi Serikat
Petani Indonesia Kabupaten Bogor.
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Serikat Petani Indonesia yang terletak
di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
Koperasi Serikat Petani Indonesia, merupakan lembaga ekonomi petani yang
dirintis dalam rangka mengembangkan pertanian organik di wilayah Bogor.
Koperasi Serikat Petani Indonesia berperan membantu dalam pemasaran petani
sayuran organik, akan tetapi masih menghadapi kendala dalam memenuhi harapan
petani untuk mendapatkan farmer’share yang lebih baik. Petani yang dijadikan
sebagai responden sebanyak tujuh orang. Penelitian ini menggunakan alat analisis
saluran pemasaran, struktur dan perilaku pasar, marjin pemasaran, rasio
keuntungan terhadap biaya (R/C) dan farmer’s share.
Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran sayuran
organik mulai dari petani anggota koperasi SPI selaku produsen hingga
konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga pemasaran yaitu: (1) Pedagang
Pengecer; (2) Koperasi SPI; (3) Pemasok supermarket GF; (4) Supermarket YT;
dan (5) Supermarket LS. Terdapat lima saluran pemasaran yang terjadi pada
pemasaran sayuran organik di koperasi petani organik SPI, mulai dari petani
hingga konsumen akhir. Lima saluran pemasaran di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut : Saluran pemasaran 1 (Petani anggota–Pedagang Pengecer Tradisional–
Konsumen); saluran pemasaran 2 (Petani anggota–Koperasi SPI–Toserba YT–
Konsumen); saluran pemasaran 3 (Petani anggota–Koperasi SPI–Pemasok
Supermarket GF–Supermarket LS–Konsumen); saluran pemasaran 4 (Petani
anggota–Koperasi SPI Pemasok Supermarket GF–Supermarket GS–Konsumen);
dan saluran pemasaran 5 (Petani anggota–Koperasi SPI–Outlet SPI–Konsumen).
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran
yang terlibat meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Struktur
pasar yang dihadapi oleh petani sayuran organik anggota koperasi SPI adalah
pasar oligopsoni. Struktur pasar yang dihadapi koperasi sayuran organik SPI
sebagai lembaga pemasaran produk sayuran organik petani anggota adalah
struktur pasar oligopoli. Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengecer
adalah pasar monopsoni karena jumlah pedagang pengecer yang terhubung
dengan petani anggota sayuran organik hanya ada satu sementara petani sayuran
banyak. Struktur pasar yang dihadapi oleh pemasok supermarket GF sebagai
lembaga pemasaran produk sayuran organik sama halnya dengan koperasi SPI
yaitu menghadapi struktur pasar oligopoli. Struktur pasar yang dihadapi oleh YT,
GS, dan LS sebagai lembaga pemasaran produk sayuran organik sama halnya
dengan pemasok GF yaitu menghadapi struktur pasar oligopoli. Berdasarkan
analisis farmer’share disimpulkan bahwa farmer’s share rata-rata tertinggi yaitu
pada pada saluran satu dimana untuk farmer’s share tertinggi dari semua saluran
pemasaran yang ada yaitu pada komoditi sayuran caisim pada saluran pemasaran
satu yaitu sebesar 62,50 persen dan farmer’s share terendah adalah pada komoditi
sayuran kangkung, bayam hijau, dan bayam merah pada saluran lima masingmasing
komoditi dan farmer’s share sebesar 20 persen untuk masing-masing
komoditi.
Berdasarkan dari lima saluran pemasaran yang terjadi di koperasi petani
organik SPI, total marjin pemasaran yang terendah terdapat pada pola pemasaran
lima yaitu pada komoditi ceisim (18,18 Persen) bayam merah (22,22 Persen)
bayam hijau (22,22 Persen) dan kangkung (22,22 Persen) yaitu masing-masing
sebesar Rp 1.000,00 per kg. Nilai masing-masing farmer’s share tertinggi yaitu
pada saluran pemasaran lima yaitu dari semua komoditi baik kangkung, bayam
hijau, bayam merah, dan ceisim. Nilai masing-masing farmer’s share pada tiap
komoditi berturut-turut adalah 56,25 persen, 56,25 persen, 56,25 persen, dan
62,50 persen.
Berdasarkan dari analisis marjin pemasaran dan farmer’s share
menunjukkan bahwa saluran pemasaran lima yaitu petani anggota, koperasi SPI,
outlet SPI, dan konsumen merupakan alternatif saluran pemasaran yang paling
efisien karena memiliki nilai marjin pemasaran terendah, farmer’s share tertinggi
akan tetapi rasio keuntungan terhadap biaya lebih rendah dari saluran pemasaran
lainnya. Hal ini dikarenakan masih barunya serta masih rendahnya volume
pemasaran pada saluran lima. Potensi pasar pada saluran pemasaran lima terbuka
luas dikarenakan harga jual yang relatif terjangkau bagi konsumen serta
mempermudah para konsumen dalam mengakses sayuran organik yang
menyehatkan.
Collections
- UT - Agribusiness [4525]