Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Suhu Proses Terhadap Derajat Deasetilasi Khitosan
Abstract
Industri budidaya udang yang disertai dengan pengolahan udang untuk ekspor, masih menjadi primadona bagi para pengusaha perikanan di Indonesia. Peningkatan ekspor udang ke luar negeri dalam berbagai bentuk, baik itu segar, beku, maupun olahan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan ekspor udang ini menjadi masalah baru dengan adanya limbah hasil pengolahan udang tersebut. Limbah tersebut berasal dari kulit dan kepala udang, yang akan mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Salah satu altematifnya yaitu memanfaatkan limbah tersebut menjadi produk khitosan. Dalam proses ekstrkasi khitosan ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu produk khitosan khususnya derajat deasetilasi khitosan, diantaranya konsentrasi NaOH dan suhu proses. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perlakuan konsentrasi NaOH dan suhu proses yang menghasilkan khitosan dengan derajat deasetilasi yang sesuai untuk industri, komersial, kosmetika dan farmasi serta menentukan konsentrasi NaOH dan suhu proses yang optimum untuk pembuatan khitosan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2000 di Laboratorium Fisika Kimia Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan bahan dan pembuatan khitosan. Tahap persiapan bahan dilakukan untuk mendapatkan khitin sebagai bahan baku yang akan digunakan pada proses pembuatan khitosan, sesuai dengan metode Suptijah et al. (1992). Proses pembuaian khitosan dilakukan dengan cara melarutkan khitin dengan larutan NaOH pada konsentrasi yang berbeda (50%, 55%, 60%, 65% dan 70%), dengan pemanasan pada suhu yang berbeda (130'~ dan 140'~) selanla 1 jam. Analisis yang dilakukan berdasarkan pada derajat deasetilasi khitosan dan dilanjutkan dengan analisis kadar air, kadar abu dan kadar nitrogen untuk mengetahui mutu yang lainnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa perlakuan konsentrasi NaOH dan suhu proses berpengaruh nyata terhadap derajat deasetilasi khitosan. Derajat deasetilasi khitosan yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 78,l - 95,77%. Apabila dibandingkan dengan standar mutu komersial derajat deasetilasi khitosan yang ditetapkan Protan Biopolimer (Bastaman, 1989) yaitu 270%, maka khitosan yang dihasilkan pada penelitian ini telah memenuhi standar mutu komersial. Perlakuan yang menghasilkan derajat deasetilasi paling tinggi adalah perlakuan dengan konsentrasi NaOH 70% dan suhu proses 14o0c, yaitu sebesar 95,77%. Derajat deasetilasi terendah dihasilkan dari perlakuan konsentrasi NaOH 50% dan suhu 130'~se besar 78,10%. Proses pembuatan khitosan dengan berbagai perlakuan yang diterapkan, ternyata menghasilkan khitosan dengan mutu yang memenuhi untuk digunakan dalam indsutri, karena mempunyai derajat deasetilasi 270%. Pembuatan khitosan dengan derajat deasetilasi 280% yang sesuai dengan kebutuhan dalam bidang kosmetilca diiasilltan dari proses dengan perlakuan larutan NaOH 50% dan suhu 140'~. Pembuatan khitosan dengan derajat deasetilasi 290% yang sesuai dengan kebutuhan dalam bidang farmasi dihasilkan dari proses dengan perlakuan larutan NaOH 55% dan suhu 130'~. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa konsentrasi NaOH dan suhu proses berpengaruh nyata terhadap derajat deasetilasi khitosan. Artinya bahwa seinakin tinggi lconsentrasi NaOH dan suhu proses yang digunakan, inaka derajat deasetilasi khitosan akan semakin tinggi. Dari uji lanjut pengaruh konsentrasi NaOH terhadap derajat deasetilasi khitosan didapatkan bahwa pengunaan konsentrasi NaOH 70%, 60%, 65% dan 55% menghasilkan khitosan dengan derajat deasetilasi yang nilainya tidak berbeda nyata. Oleh karena itu penggunaan konsentrasi NaOH 55% untuk proses pembuatan khitosan sangat menguntungkan dari segi biaya dan waktu proses. Dari uji lanjut pengaruh suhu proses terhadap derajat deasetilasi khitosan didapatkan bahwa penggunaan suhu 130'~ dan 140'~ pada proses pembuatm khitosan, derajat deasetilasi yang dihasilkan tidak berbeda nyata. Oleh karena itu pengagmaan suhu proses 130'~ sangat men,atungkan. Dari uji lanjut interaksi konsentrasi NaOH dan suhu proses terhadap derajat deasetilasi khitosan didapatkan bahwa perlakuan konsentrasi NaOH 70% dan suhu 140'~m enghasilkan khitosan dengan derajat deasetilasi yang nilainya tidak berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi NaOH 55% dan suhu 130°c, perlakuan konsentrasi NaOH 60% dan suhu 140'~se rta perlakuan konsentrasi NaOH 650% dan suhu 140'~. Oleh karena itu penggunaan konsentrasi NaOH 55% dan suhu 130'~ untuk pembuatan khitosan sangat menguntungkan dari segi biaya dan waktu proses. Proses pembuatan khitosan yang optimum yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah pembuatan khitosan dengan konsentrasi NaOH 55% dan suhu 130'~. Perlu adanya penelitian lebih lanjut pengaruh pengadukan dan pencucian pada proses deasetilasi terhadap derajat deasetilasi khitosan.