Pengaruh varietas dan frekuensi pemupukan N, P, dan K pada tanaman jagung (Zea mays) dengan budidaya jenuh air di lahan pasang surut
Abstract
Permasalahan produksi jagung yang masih berfluktuasi dapat diatasi baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Inovasi pertanian sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, seperti pemanfaatan lahan marginal khususnya pada lahan pasang surut sebagai agroekosistem. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh varietas dan frekuensi pemupukan N, P dan K pada tanaman jagung (Zea mays) di lahan pasang surut. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial dengan 2 perlakuan. Perlakuan pertama yang diteliti yaitu frekuensi pemupukan N, P, dan K meliputi: 1 kali frekuensi pemupukan pada 0 MST, 2 kali frekuensi pemupukan pada 0 dan 4 MST, dan 3 kali frekuensi pemupukan pada 0, 4, dan 8 MST. Perlakuan kedua meliputi empat varietas jagung yaitu: Pioneer-27, NK Sumo, Advanta Ruby, dan Bisi-18. Frekuensi pemupukan N, P, dan K 2 kali memberikan pengaruh terbaik terhadap karakter vegetatif. Frekuensi pemupukan 3 kali memberikan pengaruh terbaik terhadap komponen hasil dengan produktivitas 5,63 ton ha-1 . Interaksi antar perlakuan berpengaruh nyata, kombinasi terbaik diperoleh pada perlakuan varietas NK Sumo dan frekuensi pemupukan 3 kali dengan produktivitas 6,41 ton ha-1 . The problem of corn production which is still fluctuating can be overcome both by intensification and extensification. Agricultural innovation is needed to overcome these problems, such as the use of marginal land, especially on tidal land as an agro-ecosystem. This study aims to determine the effect of variety and frequency of N, P, and K fertilization on maize (Zea mays) in tidal fields. The experimental design used was a factorial randomized complete group design (RKLT) with 2 treatments. The first treatment studied was the frequency of N, P and K fertilization including: 1 times the fertilization frequency at 0 MST, 2 times the fertilization frequency at 0 and 4 MST, and 3 times the fertilization frequency at 0, 4, and 8 MST. The second treatment included four varieties of corn namely: Pioneer-27, NK Sumo, Advanta Ruby, and Bisi 18. The frequency of N, P, and K fertilization twice gave the best effect on vegetative characters. The 3 times fertilization frequency gave the best effect on yield components with a productivity of 5.63 tons ha-1 . The interaction between treatments had a significant effect, the best combination was obtained on the NK Sumo variety treatment and the fertilization frequency was 3 times with a productivity of 6.41 tons ha-1 .