Pengaruh Pemberian Levainisol dan Succlzurorizyce.~ cerevlsiae Dosis 60 ppin terhadap Gainbaran Darah Ikan Mas (C.)prinus curpio) yang diinfeksi Bakteri Aeeromonas hyhophilu.
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pe~nberian Levamisol dan Succhtrrot7zj~ces cerevisiue dosis 60 ppln terhadap ga~nbaran darah ikan Inas (( :)prinl/.r curpio) yang diinfeksi A. /?j~t/ropl7il~P. arameter yang diamati adalah gejala klinis, parameter hematologis: I-lb dan jumlah sel darah merah; peningkatan respon seluler (total lekosit, direrensial lekosit) dan tingkai kelangsungan h i d ~ ~ p setelah uji tantang. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah dan di Laboratorium Keseliatan Ikan, Jur~lsan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Illnu Kelautan, IPB. Perlakuan yang diberikan adalah : Kontrol (K), S. cerz.visiue (A) dan Leve~nisol (B) dengan dosis 60 ppm. Sebelum diberikan pada ikan uji, perlakuan tersebut disuspensikan terlebih dahulu dalam 10 mi larutan PBS (Phosphat buffer saline). Pada hari ke-16 setelah perlakuan ikan diuji tantang dengan menyuntikkan 10%el bakteri A. I?jidropl?ila secara intraperiioneal dan diamati gejala klinisnya selama satu minggu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Gejala klinis antar perlakuan dan kontrol lnenunjukkan gejala yang sams. yaitu adanya peinbengkakan pada daerah bekas suntikan yang kemudian berke~nbang lnenjadi tukak, berkurangnya respon tnakan, adanya sirip yang luka dan perubahan tingkah laku ikan. Ikan perlakuan mengalami proses penye~nbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ikan kontrol. Hasil pengarnapan terhadap kadar Hb dan jumlah eritrosit menunjukkan nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda pada selnua perlakuan. Hal ini ~nungkind isebabkan perlakuan tersebut tidak berpengaruh langsung terhadap organ-organ penghasil darah seperti ginjal dan limpa. Total lekosit ikan mas sebeluln dan sesudah diberi perlakuan tidak jauh berbeda pada perlakuan A dan B, sedangkan untuk perlakuan K (kontrol) inengalalni penurunan yang cukup besar setelah diuji tantang. Hal ini lnenunjukkan perlakuan A dan B berpengaruh terhadap peningkatan ju~nlahto tal lekosit pada ikan. Diferensial lekosit yang diamati sebelum perlakuan menunjukkan jumlah lirnfosit yang tinggi. Setelah diberi perlakuan, jumlah limfosit lnenurun dan diikuti dengan kenaikan jumlah neutrofil, monosit dan trombosit, yang terlihat pada selnua perlakuan. Setelah uji lantang, diferensial lekosit mengalarni perubahan dimana persentase neutrofil pada perlakuan A dan B mengalami penurunan: yang diduga akibat dari keluarnya neutrofil dari pembuluh darah dan bergerak tnenuju daerah infeksi. Disamping it11 terjadi kenaikan jumlah trombosit dan monosit pada selnua perlakuan kec~iali perlakuan K (kontrol). Kenaikan jumlah trombosit ini disebabkan karena ikan mas mengalami tukak akibat penginfeksian bakteri sehingga diperlukan tro~nbosit~ ~ntupkro ses penyembuhan tukak tersebut. Kenaikan persentase monosit diduga berkaitan dengan menurunnya persentase neutrolil. Neutrofil bersa~nad engan monosit berfungsi sebagai penghancur bahan asing, setelah neutrofil keluar dari pembuluh darah diduga monosit yang mengambil alih proses fagositosis dalam darah. Tingkat kelangsungan hidup ikan mas setelah uji tantang yang tertinggi dicapai oleh perlakuan B, sedangkan kelangsungan llid~~ypa ng terendah pada perlak~~aKn. untuk perlakuan A tidak jauh berbeda dengan perlakuan B.