Iuji Banding Kualitas Dan Keutuhan Membran Plasma Semen Beku Sap1 Pada Setiap Tahap Jalur Distribusi
Abstract
Peningkatan program IB terus dilakukan dalam usaha meningkatkan produksi hasil temak. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan perbaikan kualitas semen beku yang akan diinseminasikan ke sapi. Perbaikan kualitas semen dapat dilakukan pada saat proses pembuatan semen beku di balai, seperti di BIB Lembang dan BIB Singosari. Di samping itu perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui bahwa kualitas semen yang diproduksi dan didistribusikan. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan standar (pemeriksaan wama, volume, konsentrasi, motilitas, dan lainnya). Pemeriksaan yang lain ialah pemeriksaan integritas membran plasma, dalam ha1 ini dilakukan dengan metode hypoosnzotic swelling test (HOS test). Hypoosmotic swelling test ini disebut-sebut sebagai metode mtin dalam pemeriksaan fertilitas spermatozoa manusia (Jeyendran dan Zaneveld, 1986). Metode ini mudah dilakukan, lebih mufah dan praktis dibandingkan metode-metode penentuan fertilitas spermatozoa sebelumnya. Metode ini semakin mudah lagi setelah larutan NaCl yang hipoosmotis dinyatakan dapat dipakai dalam metode HOS Test (Ariguno dan Tjokronegoro, 1988). Suatu penelitian telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Bagian Reproduksi dan Kebidanan, mulai bulan Juni sampai September 2001. Penelitian ini bertujuan untuk a) mengetahui kualitas semen beku sapi pada setiap tahap jalur distribusi, b) mengetahui keutuhan membran plasma spermatozoa semen beku sapi pada setiap tahap jalur distribusi dan c) membandingkan kualitas semen beku dan keutuhan membran plasma pada setiap tahap jalur distribusi. Semen beku sebanyak 32 straw yang terdiri dari 8 straw yang berasal dari masing-masing tahapan distribusi yaitu balai, propinsi (SPIB I), kabupaten (SPIB 11), dan pos IB. Masing-masing straw dilakukan pemeriksaan konsentrasi, motilitas, persentase hidup dan abnormalitas serta persentase keutuhan membran plasma, dimana sebelumnya dilakukan thmving (pencairan kembali). Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola satu faktor. Data yang terkompilasi disidik dengan analisis ragam klasifikasi satu arah (analysis of variance one wq, Anova). Pengolahan data menggunakan komputer dengan program SAS versi 6.12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kualitas semen yang ada pada tiap tahap distribusi. Konsentrasi yang dihasilkan oleh semen beku produksi BIB Lembang adalah 63,62 x lo6 sellml, pada tahap propinsi (SPIB I) 57,94 x lo6 Id, pada tahap kabupaten (SPIB 11) 60,44 x lo6 sellrnl dan pos IB 59,70 x lo6 seVml. Motilitas spermatozoa pada BIB Lembang, propinsi (SPIB I), kabupaten (SPIB 11) dan pos IB adalah masing-masing menunjukkan nilai 42,26 %, 36,67%, 35,26 %, dan 38,65 %. Nilai persentase hidup didapatkan yaitu untuk balai inseminasi (52,41%), propinsi (57,36 %), kabupaten (56,27 %) dan pos IB (47,79 %). Persentase abnormalitas spermatozoa ialah: balai inserninasi 31,26 %, propinsi 31,62 %, kabupaten 31,OO % dan pos IB 33,37 %. Sedangkan untuk persentase keutuhan membran plasma spermatozoa pada balai inseminasi (BIB Lembang), propinsi, kabupaten, dan pos IB menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata yaitu nilai berturut-tumt adalah 42,87 %, 41,91 %, 44,ll %, 36,56 %. Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keadaan semen beku sapi pada tiap tahap jalur distribusi menunjukkan kualitas yang sama. Pemeriksaan konsentrasi, motilitas dan abnormalitas menunjukkan hasil dibawah standurd quality control, sedangkan berdasarkan persentase hidup dan pemeriksaan keutuhan membran plasma menunjukkan hasil diatas standard qualify control.