Kajian Efektivitas Dosis Hormon Follicle Stimulatingjzormone ( Fsh ) Dalam Metoda Superowlasi Pada Ternak Sapi
Abstract
Superovulasi adalah proses biologis pertumbuhan, pematangan dan pelepasan sel telur dalam jumlah melebihi ovulasi alamiah yang pada pelaksanaan ernbrio transfer (TE) merupakan salah satu metode bioteknologi yang dapat digunakan untuk peninglcatan populasi bibit unggul. Transfer embrio merupakan suatu rangkaian proses koleksi embrio dari hewan betina unggul yang disebut donor sebelum tertanam di rahim dan dikoleksi untuk kemudian dipindahkan (transfer) pada hewan betina penerima (resipien) sampai berakhirnya masa kebuntingan. Stimulasi hormonal untuk merangsang ovulasi merupakan syarat pertama dalam menerapkan program TE pada ternak yang diarahkan pada perbanyakan gen dari ternak unggul melalui produksi ternak jantan dan betina, ini berarti bahwa tujuan TE adalah meningkatkan produksi ternak inuda sebagai prioritas dalanl produksi dan reproduksi menuju ke arah ltapasitas genetik yang lebih baik. Pada metode bioteknologi, faktor pendukung dalan program superovulasi pada TE yaitu penggunaan hormon gonadotropin eksogen. Salah satu hormon yang digunakan adalah jollicle srimulating hormone (FSH). Kajian ini bertujuan mengetahui perbandingan efektivitas berbagai taraf dosis hormon FSH untuk memperoleh kualitas embrio sapi yang baik. Data survey yang digunakan yakni data produksi embrio dari BET. Donor yang diambil datanya berjumlah 27 ekor terdiri dari sapi tipe perah dan tipe potong. IHonnon yang dipakai yaitu FSH dengan dosis total bervariasi yakni dari 30, 34 dan 36 mg. Data dianalisis dengan uji-t atau dengan analisis keragaman (Anova). Hasil kajian ketiga taraf dosis FSH ini, secara statistik tidak berbeda nyata ( P > 0,05 ) namun secara empiris terlihat adanya perbedaan pada dosis 34 mg yang memberikan hasil panen kualitas embrio yang tidak laik transfer cukup tinggi. Berdasarkan data yang terevaluasi dapat disarankan dalam metoda superovulasi rnenggunakan dosis FSH 30 mgl20 cc NaCL fisiologis untuk setiap donor. Dengan demikian, penggunaan dosis hormon yang kecil dalam metoda superovulasi pada kajian ini dapat memberikan keuntungan secara ekonomis seltaligus memperoleh kualitas embrio yang baik.