Karakter Morfofisiologi dan Produksi Kacang Tunggak pada Variasi Jumlah Benih dan Kombinasi Pemupukan
Date
2023-08-24Author
Gustiningsih, Dini
Purnamawati, Heni
Lubis, Iskandar
Syukur, Muhamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp.) merupakan legum yang
berasal dari sub-Sahara Afrika. Kacang tunggak sesuai untuk dibudidayakan di
daerah tropis serta mampu beradaptasi di lingkungan suboptimal dengan suhu
tinggi, tanah masam, kekeringan dan kesuburan tanah yang rendah. Kacang tunggak
memiliki keseimbangan asam amino esensial dan kadar protein nabati cukup tinggi
(18–35%) dan diharapkan dapat dijadikan sebagai pangan alternatif pendamping
kedelai khususnya untuk pembuatan tempe dan tahu yang digemari masyarakat
Indonesia. Ketergantungan impor kedelai Indonesia mencapai 78,44% per tahun,
sehingga budidaya kacang tunggak diharapkan dapat meningkatkan ketahanan
pangan Bangsa Indonesia.
Produktivitas kacang tunggak di Indonesia umumnya masih rendah berkisar
1-2 ton ha-1, oleh karena itu diperlukan penggunaan varietas unggul baru dan
evaluasi teknik budidaya yang sesuai untuk meningkatkan produksi kacang
tunggak. Kacang tunggak varietas Albina IPB dan Uno IPB merupakan varietas unggul
baru dengan potensi hasil lebih tinggi berturut-tutrut berkisar antara 3,88-4,69 ton ha-1
dan 5,47-5,78 ton ha-1. Pengaturan jumlah tanaman per lubang tanam penting dalam
memengaruhi kerapatan tanaman dalam mendapatkan sumberdaya. Selain jumlah
tanaman, pemupukan yang berimbang perlu diaplikasikan pada tanaman. Uji Minus
One Test diterapkan untuk dapat mengetahui unsur mana dari hara esensial N, P dan
K yang menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan produksi kacang tunggak.
Penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Cikabayan Bawah, IPB
University, Dramaga, Bogor, Indonesia. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan tiga faktor dan tiga ulangan. Faktor
pertama adalah varietas yaitu Albina IPB dan Uno IPB. Faktor kedua adalah jumlah
tanaman per lubang tanam yang terdiri dari 1 benih, 2 benih, dan 3 benih. Faktor
ketiga adalah pemupukan dengan metode minus one test dengan empat taraf yaitu
pemupukan NPK lengkap, minus N, minus P, dan minus K. Penanaman dilakukan
pada jarak tanam 50x20 cm2. Pengamatan meliputi pertumbuhan morfologis
tanaman, pengamatan fisiologis tanaman dan pengamatan produksi tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan 1 benih per lubang tanam secara umum
memberikan hasil tertinggi, sedangkan perlakuan 3 tanaman per lubang
menunjukkan hasil terendah. Perlakuan minus K secara umum menghasilkan
pertumbuhan dan hasil terendah pada karaketer morfologis dan fisiologis tanaman.
Tidak terdapat unsur terpenting yang menjadi faktor pembatas pada produksi
kacang tunggak. Terdapat interaksi yang menunjukkan antosianin perlakuan minus
K pada Albina dengan 3 tanaman per lubang menghasilkan hasil tertinggi. Interaksi
juga ditunjukkan pada serapan hara P dan K tajuk 3 tanaman per lubang
menunjukkan serapan hara terendah. Produktivitas Albina IPB 1,12 ton ha-1 dan
Uno IPB 0,78 ton ha-1. Produktivitas kacang tunggak varietas Albina IPB dan Uno
IPB pada penelitian ini lebih rendah daripada potensi hasilnya di deskripsi varietas.
Collections
- MT - Agriculture [3695]