Pengaruh Perendaman Buah Dalam Larutan Cacl2 Terhadap Kualitas Tomat (Lycopersicon Esculentum)
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman buah dalam CaCl2 terhadap kualitas tomat. Hipotesis yang diajukan adalah peningkatan konsentrasi CaCl2 sampai 0.45 M dapat memperpanjang daya simpan buah tomat, peningkatan lama perendaman dalam larutan CaCl2 sampai 30 menit dapat memperpanjang daya simpan buah tomat dan terdapat konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan CaCl2 tertentu yang memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas dan daya simpan buah tomat. Persiapan penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge. Pengamatan dilaksanakan di laboratorium RGCI (Research Group on Crop Improvement). Penyimpanan dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman. Analisis total asam tertitrasi (TAT) dan padatan terlarut total (PTT) dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Hortikultura. Analisis kandungan kalsium dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Penelitian dilaksanakan dari awal bulan Maret 2005 sampai bulan Juni 2005. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor, tujuh perlakuan dan tiga kali ulangan. Ketujuh perlakuan tersebut adalah kontrol, perendaman dalam CaCl2 0.15 M selama 15 menit, perendaman dalam CaCl2 0.15 M selama 30 menit, perendaman dalam CaCl2 0.30 M selama 15 menit, perendaman dalam CaCl2 0.30 M selama 30 menit, perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 15 menit, dan perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 30 menit Bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Arthaloka, pupuk kandang, pupuk urea, SP-36, KCl, Dithane, Daconil, Benlate, Decis, Curacron, Lanet, kalsium klorida, NaOH, indikator phenolptalein dan aquades. Alat-alat yang digunakan adalah alat untuk budidaya, timbangan analitik, penetrometer, refraktometer, cosmotektor dan alat untuk titrasi. Buah tomat yang digunakan untuk uji kualitas adalah buah tomat yang dipanen pada tingkat kemasakan breaker (semburat merah). Perendaman buah dalam larutan kalsium sesuai perlakuan dilakukan di laboratorium RGCI pada hari panen. Pengamatan terhadap uji kualitas meliputi kandungan kalsium, susut bobot, perubahan warna, kelunakan buah, kandungan padatan terlarut total, kandungan asam total tertitrasi, dan laju respirasi pada hari ke 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21 dan 24 setelah perendaman. Perendaman buah dalam larutan CaCl2 dapat meningkatkan kandungan kalsium pada buah tomat sekitar 1.0 – 1.6 mg/100 g. Perbedaan konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan CaCl2 tidak berpengaruh terhadap kandungan kalsium pada buah. Persentase susut bobot buah secara umum hingga hari terakhir pengamatan semakin besar. Pada 24 HSP susut bobot pada perlakuan perendaman dalam larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30 menit lebih kecil dibanding dengan kontrol.Perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30 menit berbeda nyata dengan kontrol terhadap kelunakan buah pada 3 HSP, 9 HSP, 21 HSP dan 24 HSP. Pada saat 24 HSP perendaman buah dalam larutan CaCl2 dapat menghambat pelunakan buah karena pada semua perlakuan nilai kelunakan buah lebih rendah dibanding kontrol. Perlakuan perendaman buah dalam larutan CaCl2 pada semua konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubaha n warna kulit buah. Nilai padatan terlarut total (PTT) secara umum hingga 15 HSP tidak berbeda dengan kontrol. Pada 18 HSP dan 21 HSP perlakuan perendaman dalam larutan CaCl2 0.45 M selama 15 menit memiliki nilai PTT lebih rendah yang berbeda nyata dibanding kontrol. Perlakuan perendaman buah dalam larutan CaCl2 pada semua konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan asam tertitrasi pada buah Puncak respirasi (kenaikan produksi CO2 secara mendadak) pada perlakuan kontrol terjadi pada 15 HSP sedangkan perlakuan perendaman dalam larutan CaCl2 0.45 M 30 menit terjadi pada 12 HSP. Perlakuan perendaman dalam larutan CaCl2 0.45 M selama 30 menit tidak dapat menurunkan laju respirasi pada buah tomat. Perlakuan perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15 M memberikan pengaruh yang lebih baik dalam mempertahankan kualitas buah tomat.