Periode residu doksisilin pada daging dan jeroan broiler serta pengaruh pemanasan terhadap kandungan residunya
View/ Open
Date
1994Author
Lukman, Denny Widaya
Siregar, Emir A.
Sudarwanto, Mirnawati
Siregar, Syamsul B.
Metadata
Show full item recordAbstract
Doksisiklin diberikan kepada ayam broiler umur lima minggu melalui air
minum dengan dosis 200 ppm/ ekor/hari selama lima hari berturut-turut. Ayam
aipotong setiap hari mulai dari awal pengobatan sampai 21 hari setelah pengobabn
terakhir. Konsentrasi doksisiklin dalam daging dada, daging kaki, hati,
ampela dan kulit ditentukan dengan metode cawan silinder (cup plate method)
menggunakan spora bakteri Bacillus cereus var. mycoides ATCC 11778.
Selain itu dilakukan pula penelitian mengenai pengaruh pemanasan 80° C dan
l00 °C masing-masing selama 10, 20 dan 30 menit terhadap residu doksisiklin
cialam larutan dapar dan jaringan.
Kadar puncak dalam daging dada, daging kaki, ampela dan kulit dicapai
pada hari ke-2 pengobatan, sedangkan dalam hati dicapai pada hari ke-3 pengobatan.
Kadar puncak tertinggi ditemukan dalam hati. Residu doksisiklin masih
ditemukan pada daging dada, daging kaki, hati, ampela dan kulit berturut-turut
sampai dengan hari ke-: 14, 14, 13, 11 dan 10 setelah pengobatan terakhir.
Dalam penelitian ini pemanasan 80°C dan 100°C selama 10, 20 dan 30
menit tidak dapat menginaktivasi 100% doksisiklin dalam larutan dapar. Sedangkan
doksisiklin dalam daging dada, daging kaki, hati dan ampela dapat
diinaktivasi 100% berturut-turut dengan pemanasan: l00°C-20 menit, 100 °C-10
menit, 80°C-20 menit dan 80 °C-10 menit. Namun demikian masih perlu diteliti lebih Ianjut mengenai adanya metabolit yang mungkin terbentuk akibat pemanasan serta aspek keamanannya.
Collections
- MT - Veterinary Science [913]