Analisis Keragaman Genetik dan Stabilitas Daya Hasil Cabai Rawit di Tiga Lokasi
Abstract
Cabai rawit merupakan komoditi strategis karena memiliki tingkat konsumsi yang tinggi dan berpengaruh pada tingkat inflasi. Tantangan pada produksi cabai adalah ketersediaan varietas yang berdaya hasil tinggi serta dapat beradaptasi di berbagai lingkungan tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman morfologi 22 genotipe cabai, interaksi g x e, dan stabilitas 10 genotipe cabai rawit di 3 lokasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2020 sampai Februari 2022 pada tiga lokasi, yaitu Sleman, Bogor, dan Blitar. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan. Genotipe cabai yang dievaluasi pada percobaan pertama adalah HCR 17-003, HCR 17-004, HCR 17-007, HCR 17-008, HCR17-012, HCR 17-013, HCR 17-014, HCR 17-017, F7-1, F7-2, F7-3, Ca011, Ca013, Ca020, Ca021, Cf002, Cf005, Cf007, Cf010, Cf015, Bonita, dan Loblita. Terdapat 10 genotipe yang digunakan untuk analisis stabilitas hasil, dua diantaranya berasal dari penelitian sebelumya berdasarkan kemiripan karakter morfologi, yaitu PKHT A, PKHT B, Bara, Genie, Centil, PKHT C, PKHT D, Bonita, Sona, dan Tunduk.
Hasil analisis biplot terhadap 22 genotipe cabai menunjukkan total keragaman dari dua kompenen utama sebesar 40,5%. Terdapat interaksi genotipe dengan lingkungan yang berbeda nyata dengan produktivitas. Berdasarkan konsep stabilitas statis parametrik, genotipe yang tergolong stabil adalah PKHT B, PKHT C, Centil, Sona, dan Tunduk. Berdasarkan konsep stabilitas dinamis parametrik, genotipe yang tergolong stabil adalah PKHT A, PKHT B, PKHT C, Bonita dan Sona. Menurut metode AMMI, PKHT B, PKHT C, Sona, dan Bonita merupakan genotipe yang stabil di ketiga lokasi pengujian. PKHT B, PKHT C, Sona dan Bonita merupakan genotipe yang stabil di ketiga lokasi pengujian menurut AMMI. Berdasarkan konsep stabilitas nonparametrik, Bonita, PKHT C, PKHT A, dan Sona merupakan genotipe yang tergolong stabil di tiga lokasi menurut metode Kang. Genie, Bonita, Sona, dan PKHT B tergolong stabil menurut metode Nassar-Huehn. PKHT A dan Centil merupakan genotipe stabil menurut metode Fox. PKHT B merupakan genotipe stabil menurut metode Thennarasu. PKHT B dan Bonita merupakan genotipe stabil menurut semua metode stabilitas yang diuji. Cayenne pepper is an important horticultural commodity due to its high consumption and impact on inflation. Chili production faces challenges by the limited availability of high-yielding varieties, which have high adaptability to different growing environments. This study aimed to identify the variability of 22 chili pepper genotypes morphology, the genotype x environment interaction, and the stability of 10 chili pepper genotypes in 3 different environments.
This study was conducted from July 2020 until February 2022 in Sleman DIY, Bogor, and Blitar. The experimental design used in this study was a single-factor randomized complete block design, each consisting of three replicates. The genotypes evaluated were HCR 17-003, HCR 17-004, HCR 17-007, HCR 17-008, HCR17-012, HCR 17-013, HCR 17-014, HCR 17-017, F7-1, F7-2, F7-3, Ca011, Ca013, Ca020, Ca021, Cf002, Cf005, Cf007, Cf010, Cf015, Bonita, and Loblita. Ten genotypes were evaluated in stability analysis, two genotypes were included from the previous experiment based on similar morphological character. They were PKHT A, PKHT B, Bara, Genie, Centil, PKHT C, PKHT D, Bonita, Sona, and Tunduk.
The biplot analysis for genetic diversity showed a total diversity of 40.5% for the two main components. The genotype x environment interaction had a significant effect on productivity. PKHT B, PKHT C, Centil, Sona, and Tunduk were identified as stable based on static parametric analysis. PKHT A, PKHT B, PKHT C, Bonita, and Sona were stable based on dynamic parametric analysis. Bonita, PKHT C, PKHT A, and Sona were identified as stable based on Kang method. Genie, Bonita, Sona, and PKHT B were stable based on Nassar-Huehn method. PKHT A and Centil were stable based on Fox methods. PKHT B was identified as stable based on Thennarasu method. The stable genotype based on all stability method analyses were PKHT C and Bonita.
Collections
- MT - Agriculture [3778]