Analisis Hubungan Penggunaan Lahan dan Pola Ruang Berbasis Koefisien Regim Aliran (KRA) pada DAS Air Bengkulu
Date
2023-08-08Author
Izzatuddinillah, Iffah
Barus, Baba
Rachman, Latief Mahir
Metadata
Show full item recordAbstract
DAS merupakan ruang yang memiliki peran penting dalam menjaga
lingkungan dan stabilitas hidrologi suatu wilayah. Terjadinya alih fungsi lahan
vegetasi maupun lahan lainnya berdampak pada penurunan fungsi hidrologi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan,
kestabilan fungsi hidrologi, analisis hubungan penggunaan lahan, pola ruang, KRA,
serta arahan pengendalian dan pemanfaatan ruang DAS Air Bengkulu. Metode
analisis yang digunakan adalah interpretasi visual citra, perhitungan statistik KRA,
dan pengendalian dan pemanfaatan ruang pada DAS. Berdasarkan hasil analisis
perubahan penggunaan lahan tahun 2010–2015, terjadi peningkatan luasan yang
dominan pada lahan tegalan/ladang, pemukiman, dan perkebunan serta penurunan
luasan didominasi oleh lahan hutan. Pada periode 2015-2020 terjadi peningkatan
signifikan pada lahan tegalan/ladang seluas 1.383,09 Ha serta penurunan dominan
lahan perkebunan seluas 1.202,91 Ha. Hasil analisis hidrologi KRA tahun 2012
adalah 33,03; pada tahun 2015 sebesar 25,91; dan pada tahun 2020 313,49, yang
merupakan nilai yang sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis parameter hidrologi dengan menggunakan data
observasi dan data pendukung lainnya, dinilai dari fluktuasi nilai KRA pada DAS
Air Bengkulu menunjukkan adanya ketidakstabilan fungsi hidrologi, faktor yang
mempengaruhi kestabilan hidrologi secara sifat fisik yaitu lereng, permeabilitas,
drainase, tekstur tanah dan di dukung penggunaan lahan, sehingga potensi
sumbangan terhadap KRA terbagi menjadi rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan
analisis hubungan antara penggunaan lahan, pola ruang, dan KRA menjadi dua
skenario, skenario berbasis penggunaan lahan terdapat kelas rendah pada tahun
2012 dan 2015, namun kondisi KRA tahun 2020 tergolong sangat tinggi,
disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan hutan yaitu 19,77% dan 61,51%,
sedangkan permukiman, tegalan, tegalan, semak belukar, ladang, sawah, dan
tambang meningkat. Pada skenario RTRW, hasil penggabungan kelas KRA,
keselarasan penggunaan lahan, dan pola ruang dengan nilai selaras sebesar 62%,
transisi sebesar 29%, dan tidak selaras sebesar 9%. Sebagian besar penggunaan
lahan yang tidak selaras dengan pola ruang berasal dari hutan, pertambangan, dan
perkebunan. Arahan pengendalian dan pemanfaatan ruang DAS Air Bengkulu
berbasis ketidakselarasan dan berdasarkan sifat fisik hidrologi yang digunakan
sebagai landasan arahan pengendalian secara konservasi dan pemanfaatan ruang. DAS is a space that has an important role in the environment and
hydrological stability of a region. The displacement of vegetation and other soil
functions has an impact on the decline of hydrological functions. The purpose of
this research is to find out about changes in land use, stability of hydrological
functions, analysis of land use relationships, spatial patterns, KRA, and directions
of control and utilization of water in Bengkulu DAS space. The analytical
methods used are visual interpretation of the image, statistical calculations of the
KRA, and control and utilization of space on the DAS. Based on the analysis of
land-use changes in 2010–2015, there was an increase in the dominant area of
arable land/fields, settlements, and plantations, as well as a decrease in the area
dominated by forest land. In the period 2015–2020, there was a significant
increase in the land area of 1.383,09 Ha and a decrease in the dominance of
1.202,91 Ha of planted land. The result of the hydrological analysis of KRA in
2012 was 33,03; in 2015 it was 25,91; and in 2020 it was 313,49.
Based on the results of the analysis of hydrological parameters using
observation data and other supporting data, the fluctuations of the KRA values in
the Bengkulu water reservoir showed the presence of instability in the hydrologic
functions, factors that affect the stability of Hydrology in physical nature, i.e.,
slope, permeability, drainage, soil texture, and in support of land use, so that the
potential contribution to KRA is divided into low, moderate, and high. Based on
the analysis of the relationship between land use, spatial patterns, and KRA in
two scenarios, the land-based scenarios were low-grade in 2012 and 2015, but the
2020 KRA conditions were very high, due to changes in forest land use of 19.77%
and 61.51%, while settlements, pine trees, thickets, bushes, fields, meadows, and
mines increased. In the RTRW scenario, the result of the KRA class merger, land use alignment, and spatial patterns was 62%, transition 29%, and non-alignment
9%. Most of the land use that doesn't align with spatial patterns comes from
forests, mining, and planting. The directions for the control and utilization of the
area of the Bengkulu Water Reservoir are based on incoherence and on the
physical properties of hydrology used as the basis for the management of the
conservation and utilization of space.
Collections
- MT - Agriculture [3683]