Kontribusi Media Massa Terhadap Kemajuan Startup Agritech
Abstract
RINGKASAN
DEDE SURYADI. Kontribusi Media Massa terhadap Kemajuan Startup Agritech. Dibimbing oleh DJUARA P LUBIS dan FIRDANIANTY.
Media massa memiliki peran penting dalam proses pembangunan di sebuah negara atau wilayah. Schramm dalam bukunya yang berjudul “Mass Media and National Development: The Role of Information in the Developing Countries” menyebutkan bahwa pentingnya peranan dan pemanfaatan media massa sebagai salah satu sarana penting dalam pembangunan. Peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen perubahan sosial (agent of social change). Letak peranannya dalam membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern (Hadiyanto 2014). Khatimah (2018) juga menjelaskan bahwa media massa memiliki posisi yang penting dalam kehidupan masyarakat, sehingga media massa ditempatkan sebagai komunikasi massa yang berperan sebagai komunikator serta menjadi pelopor perubahan dalam lingkungan publik yang dapat memengaruhi khalayak melalui pesan berupa informasi, hiburan, pendidikan maupun pesan-pesan lainnya dan dapat dijangkau masyarakat secara luas.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis bentuk pertukaran informasi antara startup agritech dengan media massa, 2) menganalisis prinsip-prinsip jurnalisme pembangunan yang diterapkan dalam kebijakan redaksi media massa, 3) menganalisis efek yang dirasakan startup agritech dan media massa setelah terjadi pertukaran informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada media bisnis SWA. Pemilihan studi kasus SWA didasarkan pada pertimbangan bahwa SWA telah memiliki rubrik khusus yang secara berkelanjutan membahas tentang perkembangan startup termasuk startup pertanian, peternakan, dan perikanan (startup agritech) di Indonesia. Rubrik tersebut bernama Youngster Inc. Selain itu, SWA dalam membuat pemberitaannya mengusung konsep jurnalisme pembangunan.
Penelitian ini dilakukan di kantor Majalah SWA dan kantor startup agritech EdenFarm yang berlokasi di Jakarta. Kemudian di Eden Collection Facility (ECF), tempat (hub) pengumpulan hasil panen mitra petani EdenFarm di Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah seorang mitra petani EdenFarm di Desa Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor. Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian dengan startup agritech eFishery melalui media online. Adapun informan utama dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, yaitu Pemimpin Redaksi Grup SWA (Editor in Chief SWA Group) dan Pemimpin Umum Majalah SWA, Pemimpin Redaksi Majalah SWA, serta Pemimpin Redaksi SWA Online. Selain itu, para informan yang mengelola startup agritech berbasis social entrepreneurship yang menjadi bidikan dalam penelitian ini antara lain pengelola startup di bidang pertanian: EdenFarm dan bidang perikanan: eFishery. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan cara tatap muka langsung dan online melalui aplikasi Zoom, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu: pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur komunikasi bisnis, seperti tujuan, pertukaran informasi, isi pesan, saluran komunikasi, simbol dan sinyal, serta tujuan organisasi, terjadi dalam interaksi komunikasi antara startup agritech dan Redaksi SWA melalui kerja sama ad hoc. Kerja sama tersebut tidak terikat oleh batasan waktu tertentu dan tidak memerlukan MoU khusus untuk dilaksanakan. Meskipun kerja sama ini tidak terfokus pada kolaborasi jangka panjang atau kerja sama khusus, tetapi tujuan utama komunikasi bisnis tersebut adalah untuk memperkenalkan, mempromosikan, dan menyoroti perkembangan startup agritech kepada publik yang lebih luas. Kerja sama ini menjadi salah satu bentuk komunikasi bisnis yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan industri agritech serta mendukung tujuan bisnis kedua belah pihak.
Redaksi SWA menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme pembangunan Kovach dan Rosenstiel dalam menyoroti perkembangan startup agritech. SWA menjunjung tinggi prinsip kewajiban pada kebenaran dengan menyajikan liputan yang akurat dan dipercaya tentang inovasi, misi sosial, dan pencapaian startup agritech. Selain itu, prinsip loyalitas pertama pada masyarakat tercermin dalam pemilihan startup agritech yang menggabungkan inovasi dan bisnis dengan misi sosial yang kuat untuk diangkat sebagai berita, dengan tujuan untuk menginspirasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berbisnis dengan dampak positif. Proses seleksi tulisan juga mencerminkan prinsip disiplin verifikasi, dengan ide-ide yang diangkat harus melewati tahap rapat usulan redaksi untuk dipertimbangkan dengan cermat. Selain itu, prinsip menjaga independensi terhadap sumber berita terpenuhi dengan menolak ide-ide yang dianggap kurang menarik atau tidak memberikan nilai tambah, sehingga topik dan isu yang dipilih didasarkan pada kepentingan pembaca dan masyarakat secara keseluruhan, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu.
Setelah terjadi pertukaran informasi antara startup agritech dan media bisnis SWA, keduanya merasakan berbagai efek yang saling menguntungkan. Startup agritech menjadi lebih dikenal oleh para investor, mendapatkan peningkatan kepercayaan dari para investor, mendapatkan jaringan relasi dengan berbagai stakeholder serta dapat membangun brand awareness dan brand image. Sementara itu, SWA juga merasakan manfaat dengan mendapatkan sponsorship dari startup agritech dalam event yang diadakan oleh SWA dan SWA memperkuat posisinya sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran bagi dunia bisnis. Dengan demikian, pertukaran informasi bisnis ini memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak.
Kata kunci: jurnalisme pembangunan, komunikasi bisnis, media massa, startup agritech
Collections
- MT - Human Ecology [2241]