Perbandingan Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia dan Reologi pada Biji Selasih (Ocimum basilicum) dan Biji Chia (Salvia hispanica)
View/ Open
Date
2023Author
Inas, Ghaida'
Adawiyah, Dede Robiatul
Purnomo, Eko Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Biji Selasih dan biji chia memiliki morfologi serupa dan memiliki kesamaan yang berasal dari tanaman family Lamiaceae dan bijinya memiliki kapasitas hidrasi air yang besar sehingga mampu membentuk selaput gum yang membungkus dan melingkari sekitar biji. Keduanya memiliki kemampuan dalam mengikat air dan membentuk hidrokoloid yang biasa disebut dengan gum. Penelitian ini terbagi menjadi 2 tahap. Biji chia dan biji selasih pada dasarnya merupakan sumber pangan yang memiliki kadar serat yang tinggi. Pada penelitian ini diawali dengan identifikasi dari karakteristik secara fisik pada biji chia dan biji selasih utuh. Tahap awal diawali dari analisis fisik yang meliputi analisis berat, ukuran dan warna pada bahan baku dan analisis kimia yang meliputi kadar proksimat (kadar air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat) serta analisis kadar serat (IDF, SDF, dan TDF). Tahap selanjutnya, sampel biji chia dan biji selasih dihidrasi menggunakan air dengan berbagai macam konsentrasi (w/v) yaitu 1:20, 1,30 1:40, 1:50, 1:60, 1:70 dan 1:80 yang diaduk menggunakan incubation shaker pada suhu yang diatur 25˚C selama 2 jam. Gum yang terbentuk selanjutnya dipisahkan dari bijinya melalui penyaringan. Gum yang sudah terpisah selanjutnya dianalisis secara kimia dengan parameter kadar air dan kadar serat pangan total. Analisis lainnya adalah analisis reologi meliputi sifat aliran, amplitude sweep dan frequency sweep menggunakan instrument rheometer MCR 92 dengan geometri CP25 pada suhu yang diatur konstan 25˚C.
Hasil analisis dari pengukuran berat, ukuran, serta warna menunjukkan biji selasih dan biji chia memiliki perbedaan yang signifikan. Kadar air, abu, dan protein tidak memiliki perbedaan signifikan diantara kedua sampel, namun kadar lemak dan karbohidrat dari biji chia terdapat perbedaan signifikan jika dibandingkan dengan biji selasih. Diantara kedua sampel, biji selasih utuh memiliki kadar serat total yang lebih tinggi dibandingkan biji chia utuh.
Konsentrasi hidrasi menghasilkan konsistensi gum yang berbeda. Gum yang dihasilkan oleh biji chia dan biji selasih memiliki kadar serat total terbesar pada konsentrasi 1:20 masing-masing memiliki nilai kadar serat total (%bk)sebesar 49,21% dan 48,15%, seiring dengan semakin bertambahnya konsentrasi hidrasi (w/v) maka gum yang dihasilkan semakin cair. Perilaku aliran gum chia dan gum selasih keduanya membentuk aliran non-Newtonian dengan perilaku pseudoplastic pada seluruh konsentrasi. Nilai frequency sweep pada kedua jenis sampel memiliki perilaku gel-like yang ditunjukkan oleh nilai G’ yang lebih besar dari G” pada konsentrasi 1:20 hingga 1:60 dan nilai damping factor (tan(δ)) di bawah satu pada seluruh rentang frekuensi, perilaku gum biji chia maupun gum biji selasih lebih menyerupai padatan yaitu sifat elastis lebih besar dari sifat viskos. Sedangkan pada konsentrasi 1:70 dan 1:80 pada kedua sampel memiliki sifat bahan yang menyerupai cairan karena nilai tan(δ) lebih dari 1.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2283]