Identifikasi Respon Morfologi Fisiologi dan Produksi Hibrida Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) pada Berbagai Tingkat Naungan.
Date
2023-08-08Author
Susanti, Endah Dwi
Chozin, M.A.
Ritonga, Arya Widura
Sulistyowati, Dwiwanti
Metadata
Show full item recordAbstract
Luas lahan pertanian yang semakin berkurang dan masih kecil oleh petani. Sistem budidaya dibawah tegakan pohon atau tumpang sari dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan produksi. Intensitas cahaya rendah pada sistem budidaya yang dapat menyebabkan terganggunya proses metabolisme tanaman dan akhirnya menyebabkan penurunan produktivitas tanaman, ini menjadikan pentingnya penggunaan varietas tanaman yang toleran naungan dengan daya hasil yang tinggi. Lingkungan seleksi terkait toleransi naungan sangat diperlukan untuk progam perakitan varietas jagung manis yang efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi produksi genotipe tanaman jagung manis hibrida pada berbagai tingkat naungan, menganalisis karakteristik secara morfologi, fisiologi dan komponen hasil serta memperoleh informasi pengelompokan toleransi genotipe jagung manis pada kondisi intensitas cahaya rendah. Penelitian dilaksanakan pada Juli 2022 sampai November 2022 di Kebun Percobaan Pasir Kuda IPB, Dramaga, Bogor. Penelitian disusun dengan rancangan tersarang dengan petak utama adalah naungan dan anak petak adalah 25 genotipe jagung hibrida. Faktor naungan terdiri atas 4 taraf, yaitu 0, 25, 50, dan 75%. Sebagian besar genotipe jagung hibrida yang diuji menunjukan peningkatan produksi pada naungan 25% sedangkan pada naungan 50% dan 75% menunjukan penurunan produksi. Tingkat naungan untuk seleksi jagung manis adalah naungan 25%. Berdasarkan produksi relatif, pada tingkat naungan 25% dengan menggunakan 25 genotipe yang diuji terdapat 3 genotipe peka (F1 SM12-2; F1 SM12-2 x T8-2A; F1 SM12-2 x T8-2B), 17 genotipe moderat (F1 T10-3 x SM12-2; F1 SM6-3 x SM12-2; F1 SB5-1C x SM12-2; F1 T9-2 x SM12-2; F1 SM10-1 x SM12-2; F1 SB9-2 x SM12-2; F1 SM7-3 x SM12-2; F1 T8-2B x SM12-2; F1 SM7-8 x SM12-2; F1 SM11-6 x SM12-2; Paragon; F1 SM12-2 x T10-3; F1 SM12-2 x SM6-3; F1 SM12-2 x SB5-1C; F1 SM12-2 x SB9-2; F1 SM12-2 x SM7-3; F1 SM12-2 x SM11-6) dan 5 genotipe toleran (F1 T8-2A x SM12-2; Eksotik; Talenta; Golden boy; F1 SM12-2 x T9-2). Genotipe toleran menghasilkan produksi yang tinggi dibandingkan genotipe moderat dan peka dipengaruhi oleh (a) karakter morfologi seperti jumlah daun, luas daun, diameter batang, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan laju tumbuh relatif, (b) karakter fisiologi seperti laju fotosintesis, kondukstansi stomata, kerapatan trikoma dan PTT (padatan total terlarut) (c) karakter kompenen hasil seperti panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah tongkol bobot tanpa kelobot dan bobot berkelobot.
Collections
- MT - Agriculture [3699]