Struktur Komunitas Fitoplankton Serta Keterkaitannya Dengan Kualitas Perairan di Lingkungan Tambak Udang Intensif
Abstract
Penelitian ini dilakukan di sebuah tambak udang intensif yang berskala besar di Lampung Selatan pada bulan Mei 2008 sampai September 2008. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa sisa pakan dan sisa metabolisme dari kegiatan budidaya udang dapat mengakibatkan penyuburan perairan yang kemudian dapat berpotensi mempengaruhi struktur komunitas fitoplankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton dan keterkaitannya dengan kualitas perairan. Wilayah yang menjadi cakupan pengamatan meliputi perairan yang belum terkena dampak aktivitas budidaya, di dalam area pertambakan, serta perairan di sekitar area pertambakan yang diperkirakan terkena dampak dari aktivitas budidaya. Sampel air dan fitoplankton diambil di tujuh stasiun di lingkungan dan lima kolam budidaya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji similaritas berdasarkan kelimpahan fitoplankton dan analisis komponen utama. Fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 47 genus dari enam kelas yaitu Bacillariophyceae, Dinophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Euglenophyceae, dan Chrysophyceae. Perairan di sekitar baik yang diamati di bagian sebelum maupun setelah adanya area pertambakan didominasi oleh Bacillariophyceae. Fitoplankton di dalam kolam budidaya didominasi oleh Cyanophyceae dan Chlorophyceae. Pada kolam budidaya, kelimpahan fitoplankton cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya DOC (Day Of Culture). Kelimpahan fitoplankton kemudian berkurang ketika berada di saluran pembuangan utama (canal main outlet). Penurunan ini diduga karena percampuran air sisa budidaya dengan air laut dan sedimentasi di sepanjang canal tersebut. Kelimpahan fitoplankton di ujung outlet pembuangan ke Sungai Way Seputih relatif lebih rendah daripada di ujung outlet pembuangan ke Sungai Burung. Dari uji similaritas diketahui bahwa limbah budidaya tidak mempengaruhi kelimpahan fitoplankton di perairan sekitar area pertambakan dikarenakan konsentrasi limbah yang mencapai lingkungan telah menurun akibat pengenceran pada saluran pembuangan utama. Kelimpahan fitoplankton di perairan sekitar area pertambakan berkorelasi erat dengan Dissolved Inorganic Nitrogen (DIN), Dissolved Inorganic Phosphate (DIP), dan TSS. Pada kolam budidaya, kelimpahan fitoplankton berkorelasi erat dengan DIP, kecerahan, dan salinitas.