Analisis Faktor penentu pertumbuhan produksi kedelai di Indonesia 1969-1991
View/ Open
Date
1994Author
Priyosusanto, Paul Harry
Van Schaik, Arthur
Supratikno, Hendrawan
Pudjiwati S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Kedelai adalah komoditi strategis dalam perekonomian Indonesia. Namun demikian impor kedelai semakin meningkat, sementara produktivitas kedelai nasional masih rendah (986 - 1233 kg/Ha). Di sisi lain, terdapat peluang perluasan lahan kedelai baik di sawah maupun di lahan kering. Jadi dapat disimpulkan bahwa produksi kedelai masih harus dan dapat ditingkatkan. Namun untuk meningkatkan produksi, perlu diketahui faktor-faktor, dan pola hubungan antar faktor yang mempengaruhi produksi, luas areal dan produktivitas kedelai pada aras nasional dan regional. Terdapat perbedaan iofisik dan sosial ekonomi antar wilayah, serta karakteristik (misalnya infrastruktur) yang terjadi karena perbedaan proses pembangunan. Di sisi lain, dalam upaya meningkatkan produksi, pemerintah membuat kebijakan yang menyangkut aspek teknis dan sosial ekonomi. Penelitian ini juga mengkaji dampak kebijakan tersebut di atas dan pengaruh perbedaan karakteristik wilayah terhadap pertumbuhan pr6duksi, luas areal ·panen dan produktivitas. Untuk pendugaan produksi digunakan perrdekatan wilayah dari komponen, secara agregatis dan disagregatis. nalam analisis faktor penentu digunakan metode deskriptif secara-kuantitatif maupun kualititatif. Semua analisis sejauh memungkinkan dilandaskan pada fakta empiris. Faktor yang menentukan (impact point) bagi peningkatan produktivitas wilayah berbeda-beda. Dari analisis wilayah, disim- pulkan bahwa biaya operasional penelitian, kehadiran penyuluh pertanian (PPL dan PPS) dan kios saprodi mempunyai arti strategis dalam upaya peningkatan pertumbuhan produktivitas kedelai. Dalam hal kehadiran penyuluh pertanian spesialis, dan ·kios saprodi, hasil analisis nasional konsisten dengan hasil analisis wilayah. Berdasarkan analisis wilayah, ternyata tradisi mempunyai pengaruh dominan. Sedangkan faktor pendapatan yang diharapkan dari komoditi kedelai, kemungkinan tidak cocok digunakan dalam model penduga luas areal panen dalam analisis jangka panjang, karena sudah terliput dalam perubahan teknologi. Pada analisis tingkat nasional justeru pendapatan yang diharapkan dari tanaman pesaing (jagung) memberikan pengaruh positif terhadap luas areal panen. Hal ini disebabkan dalam skala besar jagung dan kedelai tidak bersifat subtitusi, melainkan komplementer terutama karena adanya program perluasan areal kedua komoditi tersebut, dan juga komplementer dalam produks. makanan ternak. ...
Collections
- MT - Economic and Management [2971]