Nilai Tambah Pemanfaatan Daerah Irigasi Sebagai Mitigasi Permasalahan Sampah di Desa Cibanteng, Ciampea, Kabupaten Bogor
Abstract
Kampung Kebon Kopi RW 10, Desa Cibanteng mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat perilaku
masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan pada daerah irigasi. Masyarakat menganggap
rendah nilai dari daerah irigasi karena tidak memberikan manfaat untuk masyarakat. Oleh karena itu, perlu
dilakukan kegiatan untuk meningkatkan nilai dari daerah irigasi tersebut. Salah satu upaya mitigasi yang
dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan budidaya ikan nila dan kopi robusta di daerah irigasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah sampah yang dihasilkan di saluran irigasi, menghitung potensi
dampak ekonomi dan lingkungan dari budidaya ikan nila dan kopi robusta, serta merumuskan potensi
implementasi kegiatan tersebut dengan melibatkan masyarakat. Metode analisis data yang digunakan meliputi
standar SNI 19-3964-1994, analisis pendapatan, benefit transfer, SNI 7724-2011, dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi total sampah yang dihasilkan di saluran irigasi tersebut
mencapai 18,25 ton per tahun, dengan persentase terbesar dari jenis sampah adalah sampah plastik. Total
pendapatan maksimum dari budidaya ikan nila dan kopi robusta didapatkan pada skenario 4 yaitu sebesar
Rp5.806.058,5/tahun pada daerah irigasi demplot dan sebesar Rp232.160.106/tahun pada daerah irigasi RW
10 dengan R/C>1. Potensi nilai karbon 23,10 tonCO2eq/tahun dan nilai ekonomi karbon Rp7.567.469/tahun.
Implementasi budidaya ini layak untuk dilakukan di Desa Cibanteng dengan masa tebar budidaya ikan sekali
setahun, serta perlu meningkatkan aspek teknis untuk hasil optimal Kampung Kebon Kopi RW 10, Cibanteng Village has decreased environmental quality due to the behavior of
people who often litter in irrigated areas. The community underestimates the value of irrigated areas because
it does not provide benefits to the community. Therefore, it is necessary to carry out activities to increase the
value of the irrigation area. One of the mitigation efforts carried out is tilapia and robusta coffee farming
activities in irrigated areas. This study aims to estimate the amount of waste produced in irrigation canal,
calculate the potential economic and environmental impacts of tilapia farming and robusta coffee farming,
and formulate the potential implementation of these activities by involving communities. Data analysis
methods used include SNI 19-3964-1994, income analysis, benefit transfer, SNI 7724-2011, and descriptive
analysis. The results showed that the estimated total waste produced in the irrigation canal reached 18.25
tons/year, with the largest percentage of the type of waste being plastic waste. The maximum total income
from tilapia and robusta coffee farming was obtained in scenario 4, which was Rp5,806,058.5/year in
demplot irrigation areas and Rp232,160,106/year in RW 10 irrigation areas with R/C>1.The potential
carbon value is 23.10 tons CO2eq/year and the carbon economic value is IDR Rp7,567,469/year. The
implementation of this cultivation is feasible to be carried out in Cibanteng Village with a stocking period of
fish farming once a year, and needs to improve technical aspects for optimal results.