Metode Imbibisi dan Penetuan Pola Pewarnaan Uji Tetrazolium untuk Deteksi Viabilitas Benih Porang (Amorphophallus muelleri)
Abstract
Uji tetrazolium (TTZ) merupakan pengujian cepat viabilitas yang sudah banyak digunakan pada benih komoditas pertanian. Pada benih porang masih belum dilakukan pengujian tersebut. Penelitian ini bertujuan menentukan metode imbibisi dan lama inkubasi pengujian TTZ benih porang. Pola warna ditentukan melalui klasifikasi berdasarkan topografi pada benih yang diketahui sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih porang. Percobaan pertama dilakukan dengan menentukan metode imbibisi dan lama inkubasi. Metode imbibisi yang digunakan adalah pelembaban dan perendaman selama 24 jam. Benih dibelah menjadi dua bagian tidak sampai terputus sebelum diinkubasi. Inkubasi dalam larutan TTZ dilakukan dalam konsentrasi 1% pada suhu 40 0C selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Percobaan kedua bertujuan mengetahui laju imbibisi benih porang selama pelembaban. Percobaan ketiga bertujuan mengevaluasi uji TTZ untuk uji viabilitas benih porang pada beberapa lot benih. Percobaan ketiga menggunakan tiga lot benih yakni lot Madiun 1, Madiun 2 dan Purwokerto. Ketiga lot diuji secara fisiologis dan uji TTZ yang kemudian dikorelasikan. Metode terbaik untuk uji TTZ adalah pelembaban dengan aquades selama 24 jam dan inkubasi dalam larutan TTZ selama 4 jam. Evaluasi pola pewarnaan untuk deteksi viabilitas didapatkan masing-masing 9 pola warna benih viabel dan 9 pola warna benih non-viabel. Hasil pengujian menggunakan pola warna yang didapat belum menunjukkan korelasi erat dengan mutu fisiologis. The tetrazolium test (TTZ) is a rapid viability test that has been widely used in agricultural commodity seeds. The test has not yet been carried out on porang seeds. This study aims to determine the imbibition method and the incubation period for porang seed TTZ testing. The color pattern is determined through a classification based on the topography of the seeds which are known to greatly affect the viability of porang seeds. The first experiment was carried out by determining imbibition method and incubation time. The imbibition method used was moistening and soaking for 24 hours. Seeds are split into two halves before incubation. Incubation in TTZ solution was carried out in a concentration of 1% at 40 0C for 1 hour, 2 hours, 3 hours and 4 hours. The second experiment aimed to determine the imbibition rate of porang seeds during moistening. The third experiment was aimed at evaluating the TTZ test to test the viability of porang seeds in several seed lots. The third experiment used three seed lots, namely Madiun 1, Madiun 2, and Purwokerto lots. All three lots were tested physiologically and the TTZ test were then correlated. The best method for the TTZ test is moistening with distilled water for 24 hours and incubation in TTZ solution for 4 hours. Evaluation of staining patterns for viability detection obtained 9 color patterns of viable seeds and 9 color patterns of non-viable seeds respectively. The test results using the color patterns obtained have not shown a close correlation with physiological quality.