Detection and Distribution of Garlic Viruses in Seed and Consumption Bulbs
Date
2023Author
Mawarni, Sofi
Hidayat, Sri Hendrastuti
Nurulita, Sari
Metadata
Show full item recordAbstract
Garlic is a horticultural commodity with high economic value. High consumption of garlic and low production of local garlic resulted in a lot of imported garlic in domestic market. One constraint in garlic production is virus infection which can be carried through vegetative propagation material (bulbs). The research was conducted to detect Garlic common latent virus (GCLV), Shallot latent virus (SLV), Onion yellow dwarf virus (OYDV), and Leek yellow stripe virus (LYSV) in local garlic bulbs used as seed bulbs and imported garlic bulbs used for consumption. Samples of local seed bulbs were collected from seed breeders in several garlic growing areas in Indonesia; while imported bulbs were collected from several local markets in Bogor. Morphological observations of each garlic bulb include skin color, neck hardness, and diameter size. The bulb samples were then grown in the laboratory, and the leaves were collected to be used as virus-detection material. Virus detection was conducted by RT-PCR (reverse transcription polymerase chain reaction) method using specific primers for each virus, namely GCLV-F/GCLV-R, GS-RT1/GS-RT2, OG-RT1/OG-RT2, and P-RT3/P-RT4, respectively for GCLV, SLV, OYDV, and LYSV. Seed and consumption bulbs have differences in their morphological characteristics, especially in the type of neck hardness and size of bulb diameter. OYDV and LYSV infections were successfully detected in seed and consumption bulbs; while SLV was only found in consumption bulbs and GCLV was only found in seed bulbs. Nucleotide sequence analysis showed that SLV from consumption bulbs formed one group, GCLV from seed bulbs formed one group, while OYDV and LYSV from seed and consumption bulbs were in different groups, indicating that the viruses came from different strains. Further research is needed to anticipate the spread of new garlic virus strains in Indonesia. Bawang putih merupakan komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi. Konsumsi bawang putih yang tinggi dan rendahnya produksi bawang putih lokal mengakibatkan banyak bawang putih impor yang beredar di pasaran. Salah satu faktor kendala dalam produksi bawang putih adalah infeksi virus yang terbawa melalui bahan perbanyakan vegetatif (benih umbi). Penelitian dilakukan untuk mendeteksi Garlic common latent virus (GCLV), Shallot latent virus (SLV), Onion yellow dwarf virus (OYDV), dan Leek yellow stripe virus (LYSV) pada umbi bawang putih lokal yang digunakan sebagai umbi benih serta umbi bawang putih impor yang digunakan untuk konsumsi. Sampel umbi benih lokal dikumpulkan dari penangkar benih di beberapa sentra penanaman bawang putih di Indonesia; sementara umbi impor dikumpulkan dari beberapa pasar lokal di Bogor. Pengamatan morfologi dari masing-masing umbi bawang putih meliputi warna kulit umbi, kekerasan leher, dan ukuran diameter umbi. Sampel umbi kemudian ditumbuhkan di laboratorium, daun dikumpulkan untuk digunakan sebagai bahan deteksi virus. Deteksi virus dengan metode RT-PCR (reverse transcription polymerase chain reaction) menggunakan primer spesifik masing-masing virus, yaitu GCLV-F/GCLV-R, GS-RT1/GS-RT2, OG-RT1/OG-RT2 dan P-RT3/P-RT4, berturut-turut untuk GCLV, SLV, OYDV dan LYSV. Umbi benih dan umbi konsumsi memiliki perbedaan pada karakteristik morfologinya, terutama pada jenis kekerasan leher dan ukuran diamater umbi. Infeksi OYDV dan LYSV berhasil dideteksi dari umbi benih dan umbi konsumsi; sedangkan SLV hanya ditemukan pada umbi konsumsi dan GCLV hanya ditemukan pada umbi benih. Analisis sekuen nukleotida menunjukkan SLV dari umbi konsumsi membentuk satu kelompok, GCLV dari umbi benih membentuk satu kelompok, sedangkan OYDV dan LYSV yang berasal dari umbi benih dan konsumsi berada pada kelompok yang berbeda yang mengindikasikan virus-virus tersebut berasal dari strain yang berbeda. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengantisipasi penyebaran strain virus bawang putih baru di Indonesia.
Collections
- UT - Plant Protection [2363]