Analisis Respon Penawaran Kakao Menurut Status Pengusahaan Dan Wilayah Produksi Di Indonesia
View/ Open
Date
1991Author
Suharto, Etty Budiarty
Saragih, Bungaran
Simatupang, Pantjar
Sinaga, Bonar M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekspor kakao Indonesia sejak awal PELITA I sampai dengan PELITA IV meningkat terus, tetapi pangsanya relatif kecil dibandingkan total ekspor kakao komperatif dunia. yang dimiliki kakao Indonesia Keunggulan seperti: harga pokok yang relatif rendah, tersedianya lahan, tenaga kerja dan adanya kestabilan politik, merupakan faktor penunjang untuk mengembangkan tanaman kakao sebagai komoditi ekspor.
Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh faktor ekonomis seperti harga kakao, harga kopi, dan faktor non ekonomis seperti curah hujan, hama penyakit dan kebijaksanaan pemerintah terhadap perilaku petani perkebunan besar dan perkebunan rakyat di dalam menentukan areal tanam dan produksi kakao.
Data yang digunakan seluruhnya berupa data sekunder yang berasal dari kepustakaan dan dari publikasi-publikasi dari selama instansi terkait. Pengamatan data secara urut waktu periode waktu 21 tahun terhitung sejak tahun 1967 sampai dengan 1987.
Penelitian ini mengambil enam wilayah contoh secara sengaja, dengan pertimbangan wilayah terbut merupakan wilayah sentra produksi. Enam wilayah tersebut adalah tiga wilayah di Indonesia Bagian Barat (IBB) dan tiga wilayah di Indonesia Bagian Timur (IBT). Analisis dilakukan secara diskriptif kuantitatif dengan bantuan pendekatan ekonometrika dan analisis model linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku petani perkebunan rakyat dalam menentukan areal tanam di wilayah IBB lebih responsif terhadap faktor ekonomis dibandingkan dengan perilaku petani perkebunan rakyat di IBT. Hal tersebut disebabkan karena kondisi transportasi, prasarana dan sarana wilayah IBT tidak memadai…dst
Collections
- MT - Agriculture [3781]