Bioflok dan Probiotik untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan, Imunitas, dan Resistansi Ikan Lele terhadap Infeksi Aeromonas hydrophila
Date
2023Author
Suleman, Gabriella Augustine
Widanarni, Widanarni
Yuhana, Munti
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan lele merupakan komoditas penting di Indonesia dengan jumlah produksi yang terus mengalami peningkatan setiap tahun. Namun, kegiatan intensifikasi budidaya ikan lele masih memiliki berbagai kendala, salah satunya yaitu rendahnya kelangsungan hidup akibat kanibalisme dan serangan penyakit. Salah satu penyakit yang menyerang ikan lele adalah motile aeromonas septicemia (MAS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut biasanya menggunakan antibiotik. Namun, antibiotik dinilai berpotensi membuat bakteri menjadi resistan, memiliki efek residu, dan mengganggu keseimbangan bakteri dalam lingkungan akuakultur. Salah satu solusi alternatif dalam akuakultur yaitu aplikasi bioflok dan probiotik yang mampu memberikan efek proteksi ikan lele terhadap infeksi bakteri patogen. Aplikasi bioflok menjadi teknologi alternatif ramah lingkungan karena mampu mengubah pakan yang tidak termakan, produk samping metabolisme (feses dan amonia) menjadi biomassa mikroba yang dapat dimanfaatkan oleh organisme budidaya. Penambahan probiotik ke dalam sistem bioflok telah dilaporkan mampu meningkatkan pemanfaatan pakan, sistem kekebalan tubuh, menjaga kestabilan perairan. Probiotik Bacillus NP5 juga telah diteliti mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan dan menghambat berbagai jenis patogen, sehingga perlu penambahan Bacillus NP5 ke dalam sistem bioflok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan probiotik Bacillus NP5 ke dalam sistem bioflok untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan, imunitas, dan resistansi ikan lele terhadap A. hydrophila. Benih ikan lele dengan bobot 1,79±0,05 g dan panjang 4,54±0,11 cm dipelihara pada akuarium berukuran 60×30×35 cm3, dengan kepadatan 50 ekor per akuarium. Ikan dipelihara selama 40 hari dan diberikan pakan komersial sebanyak dua kali sehari secara at satiation. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan yaitu KN (kontrol negatif), KP (kontrol positif), BFT (aplikasi bioflok tanpa pemberian bakteri probiotik), BFT4 (aplikasi bioflok dengan pemberian Bacillus NP5 104 CFU mL-1), BFT6 (aplikasi bioflok dengan pemberian Bacillus NP5 106 CFU mL-1). Semua perlakuan diuji tantang dengan A. hydrophila kepadatan 104 CFU mL-1 (berdasarkan uji LC50) secara perendaman di awal pemeliharaan, kecuali kontrol negatif. Pemeliharaan media bioflok menggunakan sumber karbon molase dengan estimasi C/N rasio 15. Bakteri probiotik Bacillus NP5 ditambahkan ke dalam media budidaya sesuai perlakuan penelitian dan monitoring kepadatan bakteri dilakukan seminggu sekali. Parameter yang diukur yaitu kinerja pertumbuhan (laju pertumbuhan bobot spesifik, laju pertumbuhan panjang spesifik, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, rasio konversi pakan, dan koefisien keragaman), hematologi (eritrosit total, leukosit total, hemoglobin, hematokrit), respons imun (aktivitas fagositik dan respiratory burst), populasi bakteri total dan Bacillus NP5 di air pemeliharaan dan usus, populasi A. hydrophila di hati, ginjal dan air pemeliharaan, histopatologi (hati dan ginjal), pengamatan kualitas air dan resistansi ikan lele.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan bioflok dan Bacillus NP5 mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan lele secara signifikan (P < 0,05) dibandingkan dengan kontrol (KN dan KP). Nilai laju pertumbuhan bobot spesifik, laju pertumbuhan panjang spesifik, pertumbuhan bobot mutlak, dan pertumbuhan panjang mutlak menunjukkan signifikan lebih tinggi (P < 0,05) pada perlakuan bioflok dan Bacillus NP5 dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan BFT4, diikuti BFT6 dan BFT. Perlakuan bioflok dan bioflok dengan penambahan probiotik secara signifikan (P < 0,05) mampu menurunkan nilai koefisien keragaman dan rasio konversi pakan dibandingkan kontrol. Nilai terendah diperoleh pada perlakuan BFT4.
Collections
- MT - Fisheries [3019]