Sifat-sifat mikromorfologi dan hubungannya dengan pedogenesis beberapa tanah ultisol Lampung Selatan dan alfisol Jawa Barat
View/ Open
Date
1992Author
Cahyono, Bondan Eko
Hardjowigeno, Sarwono
Sudarsono
Goenadi, Didiek Hadjar
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian tentang proses pedogenesis tanah Ultisol dan Alfisol telah banyak dilakukan dengan menggunakan analisis kimia, fisika dan mineralogi tanah. Tetapi, penggunaan analisis tersebut tidak dapat mengidentifikasi secara langsung adanya liat iluviasi sebagai gejala pedologi penting pada Ultisol dan Alfisol. Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisis mikro pedologi yang disertai analisis kimia, fisika dan mineralogi tanah dalam mempelajari proses pedogenesis yang terjadi pada tanah-tanah yang diteliti. Penggunaan analisis mikropedologi dimaksudkan agar penelitian pedogenesis dapat dilakukan lebih mendalam, juga untuk menunjukkan bukti adanya liat iluviasi sebagai gejala pedologi penting pada tanah Ultisol dan Alfisol. Liat iluviasi juga merupakan syarat adanya horison argilik dan atau kandik sebagai penciri horison genetik ke dua tanah tersebut. Pedon yang digunakan berasal dari empat daerah, yaitu pedon Ultisol dari daerah Banjarnegeri-Branti dan Galilunik-Tanjungbintang (Lampung Selatan), sedangkan pedon
Alfisol dari daerah Bojongterong-Sukabumi dan WangunrejaSubang
(Jawa Barat).
Penelitian ini terdiri dari dua tahap pelaksanaan,
yaitu pengamatan di lapang dan analisis di laboratorium.
Dari hasil pengamatan lapang dan analisis laboratorium,
pedon-pedon yang diteliti diklasifikasikan sebagai
berikut: pedon BE-1 (Banjarnegeri-Branti) termasuk ke
dalam subgroup Typic Paleudult, pedon BE-2 (GalilunikTanjungbintang)
termasuk Arenic Hapludult, pedon BE-3
(Bojongterong-Sukabumi) sebagai Ultic Hapludalf dan pedon
BE-4 (Wangunreja-Subang) termasuk Rhodie Paleudalf.
Semua pedon yang diteliti memperlihatkan adanya liat
iluviasi sebagai bukti mikromorfologi bahwa pada pedon
tersebut telah terjadi proses liksiviasi sebagai proses
pedogenesis dominan.
Pedon BE-1 telah mengalami liksiviasi tahap baru,
yaitu horison yang pada awalnya merupakan horison
penimbunan liat, saat ini telah berubah menjadi horison
pencucian. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya bekas
penimbunan liat pada horison AB berupa liat iluviasi
sebanyak 5 %. ...
Collections
- MT - Agriculture [3696]