Analisis pengembangan model bisnis perusahaan hortikultura di pt xyz menggunakan pendekatan model bisnis kanvas
View/ Open
Date
2018Author
Luthan, Muhamad Zulkyfli
Winandi, Ratna
Rifin, Amzul
Metadata
Show full item recordAbstract
Sub sektor pertanian yang semakin banyak di budidayakan adalah tanaman
hortikultura. Prospek yang lebih menjanjikan pada Hortikultura, berupa harga jual
dan nilai tambah yang tinggi, serta tanaman hortikultura tidak memerlukan area
budidaya yang luas. Petani hortikultura dapat memanfaatkan lahan sempit seperti
pekarangan rumah, sehingga penggunaan lahan untuk komoditas hortikultura lebih
efisien dibandingkan dengan tanaman pangan. Nilai tukar petani pada produk
hortikultura lebih tinggi dibanding sub sektor pertanian lainya
Salah satu perusahaan Hortikultura yang sudah menjalankan usahanya mulai
dari budidaya hingga pemasaran produk Hortikultura sayur-sayuran selama 18 tahun
adalah PT XYZ. Kegiatan PT XYZ diawali sebagai petani dengan lahan sendiri yang
mensuplai ke pasar tradisional cianjur, kemudian mengembangkan bisnisnya dengan
bermitra dengan petani-petani sekitar cianjur yang kemudian mensuplai produknya ke
pasar modern hingga saat ini. Permasalahan yang muncul kemudian adalah, adanya
beban biaya sponsor yang diberikan pasar modern kepada PT XYZ dengan nilai 15-
25% dari total penjualan untuk setiap event-event tertentu yang sangat memberatkan
perusahaan. Belum lagi, kebijakan pasar modern yang hanya menerima produk yang
dirasa spesifikasinya sesuai dengan permintaan mereka, dan mengembalikan barang
yang tidak sesuai tanpa biaya. Permasalahan tersebut membuat PT XYZ akhirnya
memutuskan untuk mengembangkan pasar untuk mulai mensuplai ke industri Hotel,
restauran, katering (Horeka) sejak 2014. Setelah lebih dari tiga tahun perusahaan
mensuplai ke industri Horeka, ternyata permintaan dari pelanggan Horeka lebih
banyak dibandingkan pasar modern, tetapi proposisi nilai yang diinginkan Horeka
jauh berbeda dibanding pasar modern yang menuntut adanya investasi, dan
penyesuaian pada bisnis model yang sudah dijalankan selama 18 tahun. Penyesuaian
pada bisnis model diharapkan agar PT XYZ tetap dapat memenuhi permintaan
pelanggan pasar Modern dan tidak kehilangan peluang bisnis pada pelangan Horeka.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi bisnis saat ini dengan pendekatan
business model canvas (BMC), kemudian menganalisis 9 komponen BMC saat ini
dengan melakukan identifikasi SWOT untuk mengembangkan proses bisnis PT XYZ
agar bisa memenuhi permintaan dari industri horeka jauh lebih efektif dan efisien.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan dari hasil wawancara mendalam (indepth interview), dan observasi di
lapangan. Wawancara terstruktur berpedoman pada kuesioner. Wawancara dilakukan
kepada pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan PT XYZ. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui pihak-pihak yang berkepentingan dan kompeten dalam memetakan 9
komponen BMC. Kemudian dilakukan analisis SWOT pada setiap komponen BMC.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, jurnal, penelitian sebelumnya,
buku, internet, dan instansi terkait. Sub-sectors is horticulture. Horticultural products are prospectable because
it has stable selling prices and high added value, as well as horticultural crops do
not require extensive cultivation areas. Horticultural farmers can utilize narrow
land such as home gardens, so that land use for horticultural commodities is more
efficient than food crops. Farmer exchange rates on horticultural products are
higher than other agricultural sub-sectors
One of the horticultural companies that can survive in the industri is PT.
XYZ. The success of PT. XYZ which has been established for almost 18 years
and survives in the horticulture market. PT XYZ was founded in 1989 with the
beginning of the farmers with their own land that supplied the traditional Cianjur
market, then developed its business by partnering with farmers around Cianjur
who then supplied their products to the modern market to date. Problems arose
later when many modern market customers charged royalties to PT XYZ with 15-
25% so the company decided to develop the market to start suplaiing the
“HOREKA” industri since 2014. After more than three years the company
supplied it to the “HOREKA” industri, apparently Demand for “HOREKA” is
more than the modern market, but the desired value proposition Horeka is far
different from the modern market that requires investment, and adjustments to the
business model that has been run for 18 years so that PT XYZ can still meet the
initial customer demand and not lose business opportunities to Horeka .
This study aims to look at current business conditions with a business
model canvas (BMC) approach, then analyze the 9 BMC components at present
by identifying SWOT to develop PT XYZ's business processes in order to meet
the demand of the horeka industri far more effectively and efficiently. The type of
data used is primary data and secondary data. Primary data is obtained from the
results of in-depth interviews (in-depth interviews), and observations in the field.
Structured interviews are guided by the questionnaire. Interviews are carried out
to parties involved in the management of PT XYZ. Then a SWOT analysis is
performed on each BMC component. While secondary data is obtained from the
study of literature, journals, previous research, books, internet, and related
institutions.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]