Analisis Ekonomi dan Lingkungan Alih Fungsi Lahan di Kota Bekasi Jawa Barat
View/ Open
Date
2013Author
Kamilah, Ahya
Putri, Eka Intan Kumala
Simanjuntak, Sahat M.H
Metadata
Show full item recordAbstract
Alih fungsi lahan merupakan konsekuensi dari pilihan pembangunan yang mementingkan pertumbuhan ekonomi. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mengatur penggunaan dan penentuan lokasi industri dan perumahan, agar dihindarkan penggunaan areal pertanian yang subur.Namun, dalam kenyataannya banyak industri dan perumahan yang justru berdiri di lahan pertanian yang subur tersebut. Tentu saja hal ini berdampak pada perubahan struktur sosial masyarakat dan lingkungan. Berbagai kepentingan yang dilakukan pemerintah dalam rangka pembangunan daerah diantaranya adalah dengan mengembangkan sektor industri. Pengadaan kawasan pemukiman serta berbagai sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi yang pada akhirnya menuntut kebutuhan akan lahan. Sementara itu, ketersediaan lahan didominasi oleh pertanian sehingga kegiatan-kegiatan tersebut menyebabkan penyempitan pada lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan.
Kota Bekasi sebagai salah satu hinterland Kota Jakarta, selain Tanggerang, Depok dan Bogor berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan wilayah yang telah banyak memberikan dampak pada perubahan penggunaan lahan. Faktor kedekatan jarak dari Jakarta menyebabkan Kota Bekasi mengalami pertumbuhan perekonomian yang relatif cepat. Letaknya strategis karena berbatasan langsung dengan ibukota membuat Kota Bekasi menjadi pusat pemukiman penduduk. Perkembangan Kota Bekasi yang sangat pesat menuntut adanya area lahan yang sangat luas untuk kegiatan pembangunan, sebagai konsekuensinya banyak lahan pertanian yang telah dan akan dialih fungsikan untuk kegiatan tersebut. Perubahan penggunaan lahan pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor pendorong internal petani maupun eksternal akibat mekanisme pasar maupun sistem kelembagaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengkaji proses terjadinya alih fungsi lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) mengkaji nilai ekonomi dan pendapatan petani antara sebelum dan sesudah alih fungsi lahan, (3) mengkaji perubahan kualitas lingkungan sebelum dan sesudah alih fungsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu mengkaji proses alih fungsi sedangkan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhinya digunakan analisis regresi berganda. Konsep Ricardian digunakan untuk menghitung nilai land rent lahan pertanian, sedangkan lahan non pertanian digunakan konsep keuntungan dari penggunaan lahan dalam satuan meter persegi pertahun. Perubahan pendapatan sebelum dan sesudah alih fungsi dilihat berdasarkan penerimaan bersih dari usahatani padi dan pekerjaan sambilan antara sebelum dan sesudah alih fungsi lahan. Analisis kualitas lingkungan dimaksudkan untuk melihat seberapa erat hubungan antara alih fungsi lahan dengan kualitas lingkungan. Selain analisis deskriptif untuk menjawab tujuan ketiga ini digunakan pula analisis benefit transfer untuk nilai methana dan limbah. Land conversion is a consequence of the development options that promote economic growth. Although the government has issued regulations to govern the use and siting industrial and residential, that avoided the use of fertile agricultural land. However, in reality many industries and housing that actually stand in the fertile agricultural land. Of course this affects the changes in the social structure of society and the environment. Various interests of the government in the development of such areas is to develop the industrial sector. Procurement of residential areas as well as a variety of facilities and infrastructure to support economic activity, which in turn demands the need for land. Meanwhile, the availability of land that is dominated by agricultural activities causes narrowing of agricultural land due to land conversion.
Bekasi city as one of the hinterland city of Jakarta, in addition to Tangerang, Depok and Bogor influence on the development of regional development that has many impacts on land-use change. Proximity distance from Jakarta led Bekasi experienced relatively rapid economic growth. It is strategic because it is directly adjacent to the capital to make a Bekasi population centers. The development is very rapid Bekasi demanding vast land area for development activities, as a consequence many farms have been and will be converted to enable the activity. Changes in agricultural land use is influenced by many factors, both internal factors driving farmers and external effect of market mechanisms and institutional system.
The purpose of this study was (1) review the process of land conversion and the factors that influence it, (2) assess the economic value and income farmers before and after land conversion, (3) assess the environmental quality changes before and after the land conversion. The method used in this research is a case study. Descriptive analysis is used to answer the first objective is reviewing the transfer function while the analysis of the factors that influence use of multiple regression analysis. Ricardian concept is used to answer the second objective is to calculate the value of land rent agricultural, while non-agricultural land use concepts benefit from the use of land in units of square meters per year. Changes in income before and after the transfer of functions seen by the net proceeds from rice farming and odd jobs before and after land conversion. Analysis of the quality of the environment is intended to see how close the relationship between land-uses with environmental quality. In addition to descriptive analysis to answer the third objective benefit analysis is also used to transfer the value of methane and waste.
Collections
- MT - Economic and Management [2879]