Penerapan Metode CHAID dalam Mengetahui Faktor-Faktor Berpengaruh pada Orientasi Fesyen Mahasiswa Perempuan (Studi Kasus: Mahasiswi S1 IPB Angkatan 54–57)
Date
2023Author
Ramadhanty, Ghina Pasha
Susetyo, Budi
Angraini, Yenni
Metadata
Show full item recordAbstract
Fesyen atau mode merupakan suatu corak yang secara populer diterima oleh sekelompok orang dalam waktu yang cukup lama. Sebagai salah satu subsektor Ekonomi Kreatif Indonesia, fesyen berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia karena sumbangsihnya terhadap pendapatan nasional dan juga nilai ekspor pada tahun 2016. Adanya pandemi yang masuk ke Indonesia sejak Maret 2020 memberi dampak besar pada sektor ekonomi secara global, tak terkecuali industri fesyen. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perilaku belanja dan karakteristik yang berpengaruh terhadap orientasi fesyen mahasiswi S1 IPB pada awal masa pandemi. Data yang digunakan adalah data primer hasil survei
terhadap mahasiswi aktif program sarjana IPB angkatan 54–57 dengan metode penarikan contoh non-probability sampling, yaitu purposive sampling dan voluntary sampling. Data pada peubah orientasi fesyen memiliki proporsi kelas yang tidak seimbang sehingga penelitian ini melakukan penanganan data tidak seimbang berupa metode oversampling. Hasil evaluasi model klasifikasi menunjukkan tingkat akurasi sebesar 51.4% dengan nilai sensitivitas sebesar 50.6% dan error rate sebesar 24.3%. Faktor perilaku belanja dan karakteristik yang berpengaruh terhadap orientasi fesyen sebanyak delapan dari 12 peubah, dengan tiga di antaranya adalah frekuensi belanja pakaian, daya beli pakaian, dan asal daerah. Fashion is a pattern that is popularly accepted by a group of people for quite a long time. As one of the sub-sectors of Ekonomi Kreatif Indonesia, fashion made a major contribution to the Indonesian economy because of its contribution to national income and also the value of exports in 2016. The pandemic that has entered Indonesia since March 2020 has had a major impact on the global economic sector, including the fashion industry. This study aims to identify shopping behavior and characteristics that influence the fashion orientation of IPB undergraduate female students at the start of the pandemic. The data used is primary data from a survey of active female students of the IPB undergraduate program batches 54–57 using the non-probability sampling method, namely purposive sampling and voluntary sampling. The data on the fashion orientation variable has unbalanced class proportions, so this study handles unbalanced data in the form of the oversampling method. The evaluation results of the classification model show an accuracy rate of 51.4% with a sensitivity value of 50.6% and an error rate of 24.3%. Eight of twelve variables of shopping behavior and characteristics influence fashion orientation, with three of them being the frequency of shopping for clothes, the purchasing power of clothes, and the region of origin.