Kebiasaan Makanan Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides, Bleeker 1852) di Perairan Rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.
Abstract
Perairan rawa banjiran Sungai Kampar Kiri merupakan suatu ekosistem yang sangat dinamis yaitu adanya perbedaan paras muka air yang fluktuatif antara musim kemarau dengan musim penghujan. Kondisi pada musim hujan memberikan relung makanan dan habitat yang sangat besar bagi biota akuatik sehingga perairan tersebut menjadi sumber produksi perikanan tawar yang sangat besar di Riau. Akan tetapi, akhir-akhir ini telah terjadi penurunan produksi tangkapan ikan sehingga dikhawatirkan keberadaan populasi ikhtiofauna di perairan rawa banjiran Sungai Kampar Kiri, terutama ikan motan dapat terancam keberlanjutannya. Salah satu informasi penunjang dalam pengelolaan ikan motan di alam adalah aspek kebiasaan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebiasaan makanan ikan motan di Sungai Kampar Kiri. Penangkapan ikan motan dilakukan dari bulan Juli sampai Desember 2006 pada dua daerah yakni, daerah Simalinyang dan Mentulik. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang eksperimental dan sempirai. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Bio Makro I dan Laboratorium Bio Mikro I, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Jumlah ikan motan yang tertangkap sebanyak 852 ekor yang terdiri atas 373 ikan yang berasal dari daerah Simalinyang (197 jantan dan 176 betina) dan 479 ikan yang berasal dari daerah Mentulik (294 jantan dan 185 betina). Masing-masing selang kelas ukuran diambil secara acak lima ekor ikan contoh dari jumlah total ikan yang memiliki usus berisi, sehingga diperoleh jumlah ikan motan contoh sebanyak 259 ekor, yakni 128 ekor dari Simalinyang dan 131 ekor dari Mentulik. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap panjang total usus ikan motan. Usus ikan motan yang telah diukur panjangnya dikeluarkan isinya, kemudian dimasukkan ke dalam botol film, dan diberi formalin 5%. Pengamatan jenis organisme dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x10 untuk mengetahui komposisi jenis makanan yang dimakan oleh ikan tersebut. Nilai indeks bagian terbesar dicari melalui gabungan dua metode yakni metode frekuensi kejadian dan volumetrik. Nilai indeks ini bermanfaat untuk menilai macam-macam makanan yang dimakan oleh ikan. Dari hasil penelitian diperoleh komposisi makanan ikan motan terbanyak adalah dari kelas Bacillariophyceae (30 genera) dengan komposisi jenis makanan utama Cocconeis pada kedua daerah (Simalinyang dan Mentulik). Jenis Cocconeis juga sering ditemukan sebagai komposisi jenis makanan utama pada setiap bulan pengamatan dan pada setiap kelompok ukuran panjang total ikan motan.