Penentuan areal prioritas rehabilitasi lahan menggunakan sistem informasi geografis: studi kasus bagian hulu DAS Cisadane
Abstract
Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kemampuan lahan akan menimbulkan munculnya lahan-lahan kritis. Di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa banyak areal yang diindikasikan sebagai lahan kritis. Akibat dari lahan kritis tersebut adalah terjadinya banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Oleh karena itu sangat perlu untuk memulihkannya melalui kegiatan rehabilitasi lahan. Untuk mendukung perencanaan rehabilitasi diperlukan ketersediaan data spasial lahan-lahan kritis, antara lain menyangkut lokasi, distribusi dan tingkat kekritisannya. Di samping itu, karena keterbatasan kemampuan dalam melakukan rehabilitasi adalah penting untuk menentukan areal prioritas untuk rehabilitasinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) menganalisa kekritisan lahan, 2) menganalisa tekanan penduduk dan aksesibilitas pada lahan-lahan yang perlu direhabilitasi, dan 3) menentukan areal prioritas rehabilitasi lahan dan bentuk rehabilitasi lahannya. Penelitian ini merupakan studi kasus yang berlokasi di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane Provinsi Jawa Barat. Analisis dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Kekritisan lahan dinilai berdasarkan faktor biofisik lahan dengan menilai tingkat bahaya erosi pada setiap satuan lahan pada areal yang diindikasikan perlu direhabilitasi. Tekanan penduduk ditentukan berdasarkan tekanan penduduk terhadap lahan pertanian, sedangkan aksesibilitas diukur berdasarkan jarak dari jalan/permukiman terhadap areal yang perlu direhabilitasi. Penentuan areal prioritas rehabilitasi lahan didasarkan pada tingkat bahaya erosi, tekanan penduduk dan aksesibilitas, sedangkan bentuk rehabilitasi memperhitungkan kemampuan lahan, faktor biofisik dan status kawasan.
Hasil penelitian adalah: 1) terdapat areal seluas 11.026 ha yang diindikasikan perlu direhabilitasi, sebagian besar mempunyai tingkat bahaya erosi sedang hingga sangat berat, 2) hampir semua areal tersebut mempunyai tekanan penduduk dan aksesibilitas tinggi, 3) areal yang diarahkan menjadi prioritas pertama untuk direhabilitasi adalah seluas 4.263 ha di dalam kawasan hutan dan 3.244 ha di luar kawasan hutan, 4) bentuk rehabilitasi lahan di dalam kawasan hutan adalah reboisasi; alternatif bentuk rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan adalah wanatani (kebun campuran, pertanaman lorong, kebun pekarangan).
Collections
- MT - Agriculture [3688]