Pengaruh bekteriosin sebagai biopreservatif pada daging segar dalam kemasan dan profil aktivitas anti bakterial
View/ Open
Date
1997Author
Harijani, Nenny
Sudarwonto, Mirnawati
Sudirman, Idwan
Soejoedono, R. Roso
Metadata
Show full item recordAbstract
Higiene makanan merupakan salah satu hal pokok yang
menjadi perhatian di bidang Kesehatan Masyarakat
Veteriner yaitu dalam menghasilkan, menyediakan dan
menampilkan bahan pangan asal hewan yang sehat, aman
dengan kualitas terjamin. Untuk menjamin dan
mempertahankan kualitas bahan pangan tersebut dilakukan
biopreservasi dengan menggunakan metoda biologis yaitu
dengan memanfaatkan mikroorganisme dan metabolitnya.
Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri asam laktat
(BAL) penghasil antimikroba yaitu bakteriosin.
Bakteriosin yang dipakai adalah bakteriosin yang
dihasilkan oleh Lactobacillus amylovorus USI 21 ( isolat
asli Indonesia) dan nisin.
Tujuan
efektivitas
penelitian
bakteriosin
ini adalah
isolat asli
untuk mengetahui
Indonesia yang
dihasilkan Lb. amylovorus USI 21 dan nisin dalam
menginaktivasi dan mengurangi jumlah bakteri perusak atau
pembusuk dan bakteri patogen yang dapat memperpanjang masa simpan. Selain itu untuk mengetahui profil
aktivitas antibakterial terhadap bakteri patogen.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogar pada bulan September sampai dengan November 1996.
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah
bakteri sebelum dan setelah penambahan bakteriosin, masa
simpan daging sapi segar dan aktivitas antibakterial
terhadap
aureus.
Listeria monocytogenes dan Staphylococcus
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan
Acak Kelompok. Data dianalisa dengan analisis ragam dan
dilakukan uji lanjutan dengan uji Duncan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
bakteriosin isolat asli Indonesia yang dihasilkan oleh
Lactobacillus amylovorus USI 21 relatif cukup baik dan
efektif untuk mengurangi jumlah bakteri selama
penyimpanan, demikian juga nisin efektif sebagai
biopreservatif. Bakteriosin isolat asli Indonesia dan
nisin dapat mempertahankan kualitas daging sapi segar
dalam kemasan yang disimpan pada suhu 4°C selama 15 hari.
Demikian juga profil aktivitas bakteriosin sebagai
antibakteria dapat menghambat dan mengurangi pertumbuhan
bakteri Listeria monocytogenes dan Staphylococcus aureus.
Collections
- MT - Veterinary Science [914]