Respons Superovulasi terhadap Pemberian Dosis Berulang FSH dibandingkan dengan Dosis Tunggal FSH+PVP pada Sapi Bali dan Sapi Brangus
View/ Open
Date
1997Author
Marawali, Aloysius
Toelihere, Mozes R.
Yusuf, Tuty L.
Purwantara, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Berdasarkan arahan GBHN tahun 1993, daerah propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu bagian dari Kawasan Timur Indonesia ( KTI ) yang memiliki potensi yang cukup besar di bidang peternakan, terutama ternak ruminansia besar (sapi dan kerbau). Potensi daerah ini didukung oleh padang penggembalaan yang cukup luas. Kenyataan tersebut sempat mengangkat daerah ini menjadi salah satu daerah gudang ternak di Indonesia.
Populasi ternak sapi Bali yang berkembang di pulau Timar hingga saat ini hampir mencapai 800.000 ekor. Peningkatan populasi sapi Bali di Timar disebabkan oleh kesuburan dan kemampuan adaptasinya yang cukup tinggi terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan seperti di NTT. Sifat-sifat terse but yang mampu menampilkannya sebagai salah satu aset nasional dan ternak primadona yang dikembangkan di seluruh pelosok tanah air.
Namun Toelihere dkk. (1992) melaporkan bahwa sapi Bali di Timar telah mengalami penurunan mutu genetik. Penurunan mutu tersebut disebabkan oleh seleksi negatif, dimana pejantan dengan kuaiifikasi mutu terbaik dijual dan diantarpulaukan. Kondisi tersebut diperberat dengan adanya silang dalam (inbreeding) yang sudah berlangsung cukup lama ditambah lagi dengan kekurangan pakan terutama pada musim kemarau.
Sapi Brang us merupakan salah satu jenis ternak yang diintroduksi ke NTT (Timar) dalam bentuk Bantuan Presiden (BANPRES). Sapi ini merupakan hasil persilangan antara sapi Brahman dan sapi Aberden Angus. Sapi Brangus mempunyai keunggulan komparatif yaitu dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang panas dan sekaligus memiliki sifat pertumbuhan yang tinggi. Oleh karena itu jenis sapi ini dianggap cocok dikembangkan di NTT (Timar). Diharapkan di masa mendatang sapi Brangus dapat berperan sebagai bibit untuk dikawinsilangkan dengan sapi Bali dimana keturunannya khusus berfungsi sebagai ternak potong. Di sisi lain perlu dilakukan upaya mengembalikan dan mempertahankan mutu sapi Bali sebagai ternak murni di daerah ini.
dst ...
Collections
- MT - Veterinary Science [910]