Partisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pemanfaatan Kawasan Mangrove untuk Perikanan Tangkap di Halmahera Utara
Abstract
Wilayah pesisir merupakan suatu daerah peralihan antara ekosistem daratan
dan lautan yang memiliki produktivitas hayati tinggi. Adanya pasokan unsur hara
dari daratan melalui aliran air sungai dan aliran air permukaan ketika hujan, serta
tumbuh dan berkembangnya berbagai ekosistem alami seperti hutan mangrove,
terumbu karang, padang lamun dan estuaria, menyebabkan wilayah pesisir sangat
subur. Dengan potensi tersebut dan aksesibilitas yang mudah, wilayah pesisir
dimanfaatkan untuk berbagai tujuan.
Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang unik dan
terdapat hampir di seluruh pantai pulau-pulau di Indonesia. Ekosistem ini
mempunyai sifat dan bentuk yang khas serta mempunyai fungsi dan manfaat yang
beraneka ragam bagi manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karenanya,
ekosistem mangrove dimasukkan dalam satu ekosistem pendukung kehidupan
yang penting dan perlu dilestarikan keberadaannya.
Mengingat rentannya keberadaan hutan mangrove dan peranan masyarakat
yang tinggal di sekitar hutan mangrove dalam menjaga sumber daya alamnya,
maka peranan masyarakat dalam menjaga kelestarian bahkan mengembangkan
hutan mangrove menjadi suatu hutan lingkungan pendukung ketersediaan sumber
daya alam laut menjadi begitu sangat penting. Partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara merupakan pokok
perhatian dalam penelitian ini, mengingat daerah tersebut diduga sebagai
spawning ground dan nursery ground bagi ikan julung-julung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara;
mengetahui bentuk dan besarnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan
mangrove di Kabupaten Halmahera Utara; mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove di
Kabupaten Halmahera Utara; merumuskan kebijakan yang dapat diambil dalam
pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Halmahera Utara.
Hasil pengamatan di 3 lokasi ditemukan hutan mangrove yang cukup lebat,
dan ditemukan 9 spesies yaitu: Rhizophora apiculata, R. stylosa, Sonerita alba, S.
caseolaris, Bruguiera gymnorrhiza, B. cylindrica, Ceriops tagal, Exoecaria
agalloca dan Avicenia sp. Hasil pengamatan vegetasi mangrove di lokasi
penelitian dapat disimpulkan bahwa pada ketiga lokasi penelitian, hanya Pulau
Tagalaya memiliki ekosistem mangrove yang sangat baik, lebih baik dari kedua
lokasi lainnya yaitu Galela Utara dan Desa Mawea. Hal ini karena Pulau
Tagalaya merupakan Kawasan Konservasi laut untuk terumbu karang dan
mangrove....dst
Collections
- MT - Fisheries [3019]