Analisis Hubungan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Batita
Abstract
Umur di bawah tiga tahun merupakan masa yang sangat penting dan kritis dalam proses pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi batita. Penelitian ini bersifat crossectional design yang menggunakan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 merupakan data primer yang telah mengalami verifikasi, editing dan cleaning oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Penelitian ini mengambil lokasi di tiga Provinsi yaitu: Provinsi Sumatera Selatan, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Contoh adalah anak berumur di bawah tiga tahun (batita) dan berasal dari kuintil 1 dan 2. Dalam penelitian ini berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), berat badan menurut umur (BB/U) dan tinggi badan menurut umur (TB/U) digunakan sebagai indikator status gizi. Pelayanan kesehatan meliputi: penimbangan, penyuluhan, imunisasi, kesehatan ibu dan anak, pengobatan, pemberian makanan tambahan, suplemen gizi dan konsultasi resiko penyakit. Untuk melihat keragaan umum analisis disajikan dalam bentuk tabel univariat, sedangkan untuk melihat hubungan antar variabel digunakan uji statistik chi-square tes dan moment pearson correlation test. Untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi dengan menggunakan regresi linier berganda pada data gabungan ketiga provinsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata z-score status gizi batita dengan indikator BB/TB adalah -0.36 ± 2.2 SD, BB/U -0.88 ± 2.8 SD dan TB/U -0.78 ± 1.76 SD. Secara keseluruhan di ketiga wilayah penelitian angka prevalensi wasting, underweight dan stunting berturut-turut adalah sebesar 20.4%, 41.2% dan 22.7%. Prevalensi wasting, underweight dan stunting pada batita terbanyak terjadi pada keluarga dengan ibu berpendidikan hanya tamat SD, dan berumur antara 26-40 tahun dengan jumlah anggota 5-7 orang. Lama pendidikan ibu berkorelasi positif dengan status gizi batita indikator BB/TB, BB/U dan TB/U. Jumlah anggota keluarga berkorelasi negatif dengan status gizi batita indikator BB/TB. Status gizi batita memiliki hubungan negatif dengan penyakit infeksi, BB/TB (r=-0.061, p=0.011), BB/U (r=-0.061, p=0.011) dan TB/U (r=-0.105, p=0.000).
Akses ke pelayanan kesehatan diukur dengan waktu dan jarak tempuh, sebagian besar (74.6%) waktu tempuh < 15 menit dengan jarak tempuh < 1 km (72.8%). Keberadaan transportasi umum yang tersedia ke pelayanan kesehatan hanya ada pada 43.5% rumah tangga batita di ketiga wilayah penelitian. Frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang negatif dengan jarak (r=-0.202, p=0.000) dan waktu tempuh (r=-0.060, p=0.014), serta berhubungan positif dengan lama pendidikan ibu (r=0.058, p=0.017) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (r=0.304, p=0.000). Dari 843 rumah tangga batita yang memberikan penilaian terhadap ketanggapan pelayanan kesehatan hampir semuanya mengangap baik (96.7%), selebihnya 3.3% ibu mengatakan kurang baik....dst
Collections
- MT - Human Ecology [2197]