Pengembangan Wisata di Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar
View/ Open
Date
2010Author
Muda, Umri Praja
Muntasib, E.K.S. Harini
Adiwibowo, Soeryo
Metadata
Show full item recordAbstract
Peraturan Pemerintah (PP) No 5 Tahun 1983 menetapkan kawasan Sabang
dan Pulo Aceh sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
yang administrasi berada di Kotamadya Sabang. Selanjutnya PP No 5 Tahun 1983
melalui Keputusan Presiden Nomor 171 Tahun 1998 menjadikan Pulo Aceh
sebagai kecamatan kepulauan di Aceh yang sebelumnya merupakan salah satu
desa di Kecamatan Peukan Bada di Kabupaten Aceh Besar. Keppres tersebut
tertanggal 21 Desember 2000 ditingkatkan statusnya menjadi Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2000. Namun aktivitas KAPET Sabang berhenti dengan adanya
Darurat Militer (DM) tahun 2002-2004 sehingga Pulo Aceh menjadi daerah
tertinggal dan terisolir. Pasca MoU (Memorandum of Understanding) tahun 2005
kondisi masyarakat Pulo Aceh kembali pulih dan dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya.
Kecamatan Pulo Aceh merupakan kecamatan kepulauan yang berada di
dalam wilayah administrasi Kabupaten Aceh Besar. Secara geografis Kecamatan
Pulo Aceh terletak pada ujung barat pulau Sumatera yang berbatasan langsung
dengan Selat Malaka dan Lautan Hindia. Untuk mencapainya dapat ditempuh ±
90 km dari Ibukota Kabupaten Aceh Besar dan ± 30 km dari Ibukota Provinsi
Aceh.
Panorama alam terutama pantai di Pulo Aceh sangat khas dan unik. Potensi
alam tersebut antara lain, bertekstur landai, berpasir putih, ketingian ombak
mencapai 2 meter, lokasi batu cincin, terumbu karang, lobster, penyu belimbing,
rusa, dan budidaya rumput laut. Sementara potensi budaya dan peninggalan
sejarah adalah makam Kerajaan Kandang, dan menara mercusuar peninggalan
Belanda tahun 1895. Potensi sejarah dan budaya dapat dipergunakan untuk wisata
ziarah dan budaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata di Pulo Aceh,
dan secara rinci yaitu, 1) inventarisasi potensi wisata alam di Pulo Aceh, dan 2)
menyusun rencana pengembangan wisata alam di Pulo Aceh. Penelitian
dilaksanakan Maret - April 2009 di Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar.
Metode penelitian menggunakan non experimental yaitu deskriptif eksploratif,
observasi langsung ke lokasi yang mempunyai potensi wisata dan studi literatur.
Selanjutnya, data primer adalah pendapat masyarakat tentang potensi wisata
dilakukan dengan cara Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara
mendalam. Sementara pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi
pustaka/literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengolahan data
dilakukan dengan cara tabulasi yang di peroleh dari hasil inventarisasi studi
pustaka, data fisik, biologi, potensi sosial budaya, sarana prasarana pendukung,
FGD, wawancara mendalam, aspirasi masyarakat, kebijakan Pemerintah
Kabupaten Aceh Besar, dan observasi lapangan. Data tersebut selanjutnya
dideskripsikan kemudian di analisis mengunakan analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats)......dst
Collections
- MT - Forestry [1421]