Analisis Kebijakan dan Permasalahan Pemukiman di Dalam Taman Nasional (Studi Kasus di Taman Nasional Gunung Halimun Salak)
View/ Open
Date
2010Author
Prabowo, Sapto Aji
Basuni, Sambas
Suharjito, Didik
Metadata
Show full item recordAbstract
Kawasan konservasi, termasuk taman nasional, merupakan salah satu
strategi konservasi dengan tujuan untuk melindungi keanekaragaman jenis dan
ekosistemnya dari kepunahan. Dalam pelaksanaannya, banyak proses penetapan
kawasan taman nasional ini menimbulkan konflik antara masyarakat dengan
pemerintah, khususnya pemerintah pusat. Konflik ini ditimbulkan diantaranya
karena terdapat kesenjangan (gap) antara kebijakan penetapan taman nasional dan
kondisi faktual di lapangan seperti adanya pemukiman dan penambangan tanpa
izin (PETI). Situasi permasalahan seperti di atas juga terjadi di Taman Nasional
Gunung Halimun Salak yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan Banten.
Tujuan yang ingin ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1)
menjelaskan pandangan, mekanisme akses dan hak-hak para pihak dalam
pemanfaatan sumberdaya TN Gunung Halimun Salak, (2) merumuskan akar
penyebab konflik dalam masalah permukiman di dalam kawasan Taman Nasional
Gunung Halimun Salak, dan (3) merumuskan alternatif solusi untuk
menyelesaikan permasalahan agar kinerja pengelolaan lebih meningkat.
Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang
termasuk ke dalam wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III
Sukabumi, yaitu di Kampung Cililin dan Sirnasari, Desa Sirnasari Kecamatan
Cikakak; Kampung Ciptagelar Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok dan Kampung
Sukagalih Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan. Data primer didapatkan
melalui wawancara terhadap narasumber (informan) serta observasi (pengamatan)
lapangan. Wawancara dilakukan secara mendalam (indepth interview).
Pengumpulan data sekunder melalui kajian literatur/laporan, peraturan perundangundangan,
surat kabar, laporan statistik kabupaten/kecamatan/desa, dokumen dan
arsip Balai Taman Nasional serta peta tematik perkembangan penggunaan lahan
di dalam kawasan Taman Nasional. Data yang didapatkan dianalisis dengan
menggunakan analisis akses (Ribot dan Peluso, 2003), análisis hak pemilikan
(Schlager dan Ostrom, 1992) dan analisis konflik (Fisher et al, 2000 dan Malik et
al, 2003). Sedangkan terhadap kebijakan yang ada dianalisa melalui análisis
kebijakan. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Masyarakat mulai bermukim di kawasan Halimun Salak sejak 600 tahun
yang lalu, dimulai oleh bala tentara Kerajaan Pakuan-Pajajaran yang melarikan
diri dari kejaran pasukan Kerajaan Banten. Masyarakat yang bermukim di
kawasan ini digolongkan menjadi dua, yaitu masyarakat adat kasepuhan dan nonadat.
Masyarakat adat kasepuhan merupakan anak keturunan prajurit Pakuan
Pajajaran, sedangkan masyarakat non-adat adalah masyarakat yang didatangkan
sebagai pekerja perkebunan oleh Pemerintah Belanda maupun yang datang dan
berusaha di kawasan Halimun Salak setelah itu.....dst
Collections
- MT - Forestry [1419]