Komposisi Polisiklik Aromatik Hidrokarbon di Sedimen Perairan Karangsong, Indramayu dan Tingkat Degradasinya Oleh Bakteri Pseudomonas balearica, Alcanivorax sp. TE-9 dan Bordetella sp. F2
Abstract
Pencemaran minyak mentah di sedimen perairan Karangsong, Indramayu sangat berbahaya bagi ekosistem sekitarnya karena minyak mentah mengandung komponen yang berbahaya seperti PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon) yang merupakan salah satu bahan pencemar kimia yang bersifat karsinogenik dan mutagenik terhadap makhluk hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan pencemaran minyak dan PAH dengan cara fisik, kimia dan biologi. Penanganan pencemaran limbah secara biologi yaitu dengan teknik bioremediasi merupakan alternatif yang dapat dilakukan dengan pertimbangan efektivitas dari segi biaya dan keamanan bagi lingkungan. Teknik bioremediasi memiliki 2 pendekatan utama yaitu biostimulasi (penambahan nutrien) dan bioaugmentasi (penambahan mikroba). Teknologi bioremediasi dengan mikroorganisme cukup potensial untuk diterapkan di Indonesia, karena Indonesia merupakan daerah tropis dengan sinar matahari dan kelembaban tinggi yang sangat mendukung percepatan proses pertumbuhan mikroba untuk aktif mendegradasi minyak. Mikroorganisme yang dikenal mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mendegradasi minyak dan PAH adalah bakteri. Bakteri yang digunakan sebagai agen bioremediasi pada penelitian ini adalah Pseudomonas balearica, Alcanivorax sp. TE-9 dan Bordetella sp. F2 karena ketiga bakteri tersebut telah memberikan hasil terbaik dalam remediasi cemaran hidrokarbon minyak bumi di Pulau Pari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) di sedimen perairan Karangsong dan memperkirakan perubahannya akibat degradasi oleh bakteri Pseudomonas balearica, Alcanivorax sp. TE-9, dan Bordetella sp. F2 sehingga dapat dilihat efektifitas bakteri Pseudomonas balearica, Alcanivorax sp.TE-9 dan Bordetella sp.F2 dalam mendegradasi minyak dan PAH.
Metode penelitian merupakan kegiatan eksperimental di laboratorium dan percobaan dilakukan dalam skala tabung dengan sistem sekali unduh atau batch culture. Pengukuran residu minyak dengan metode gravimetri dan konsentrasi PAH menggunakan GC/MS. Penghitungan total sel bakteri dengan metode direct count yaitu pengamatan menggunakan mikroskop epifluoroscense dan pengecatan bakteri dengan larutan Acridine Orange. Periode pengukuran dilakukan selama 28 hari. Pengaruh inokulan bakteri terhadap degradasi minyak dan PAH diuji dengan analisa varians satu arah (Oneway ANOVA) menggunakan software SPSS 17.0. Perlakuan yang memberikan respon yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (uji BNT)...dst
Collections
- MT - Fisheries [3019]