Fleksibilitas permintaan pangan hewan di Indonesia
Abstract
Kuantitas penawaran pangan hewani sangat inelastis terhadap perilaku pasar. Hal ini disebabkan karena adanya lag biologis dalam proses produksinya dengan konsekuensi penyesuaian kuantitas produksi tidak selalu dapat dilakukan. Keadaan ini menyebabkan sisi permintaan lebih berperan dalam melakukan market clearing sampai harga ekuilibrium terbentuk. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku permintaan pangan hewani yang didekati dengan harga implisit, mengindentifikasi pola hubungan antar jenis pangan hewani dan memprediksi dampak perubahan kuantitas terhadap harga tersebut.
Penelitian ini menggunakan 10914 rumahtangga contoh dari data cross- section SUSENAS tahun 1996, 1999 dan 2002. Jenis pangan yang diteliti adalah daging, telur dan susu yang didisagregasikan menjadi 8 kelompok pangan. Model analisis ekonometrik yang digunakan adalah model IAIDS yang telah dikomparasi dengan model AIDS untuk justifikasi. Metode komparasi yang digunakan adalah Uji-J. Prediksi dampak dilakukan dengan metode simulasi Fulginiti & Perrin (1990).
Temuan yang dihasilkan adalah tingkat konsumsi pangan hewani Indonesia ternyata masih sangat rendah dan tidak ada perubahan struktur konsumsi selama periode 1996-2002 sehingga mengindikasikan preferensi terhadap pangan hewani yang stabil. Daging sapi memiliki harga yang paling infleksibel, sementara harga telur dan daging ayam ras relatif lebih fleksibel. Pola hubungan antar jenis pangan dalam kelompok pangan hewani, baik substitusi atau komplementer, tidak terlalu erat. Hubungan substitusi terdapat antara daging sapi dan kelompok daging-lain, sementara daging dan telur ayam ras cenderung independen. Kelompok telur-lain, susu dan hasil-ikutan cenderung komplementer. Simulasi menunjukan bahwa setiap upaya peningkatan kuantitas suatu jenis pangan hewani akan membawa dampak penurunan harga kepada pangan tersebut dan juga pangan lainnya yang berada dalam sistem. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan sumber protein maka kebijakan yang dapat mendukung pengembangan daging ayam ras dan industrinya cukup layak untuk dilaksanakan.
Collections
- MT - Agriculture [3689]