Keefektivan Pengendalian Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob. & Klo.) Menggunakan Burung Hantu (Tyto alba Sco.) di Kabupaten Jember
Date
2023-06-07Author
Nur, Ferril Muhammad
Hindayana, Dadan
Priyambodo, Swastiko
Herawati, Nur’ Aini
Metadata
Show full item recordAbstract
Tikus sawah merupakan salah satu hama penting di pertanaman padi. Salah satu upaya pengendalian tikus sawah adalah pemanfaatan musuh alaminya yaitu burung hantu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan burung hantu (Tyto alba) sebagai pengendali hayati tikus sawah dilihat dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penelitian ini dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Jember yaitu kecamatan Kencong, Bangsalsari, dan Jombang. Kegiatan ini menggunakan metode wawancara dan observasi langsung. Observasi pada lokasi yang terdapat rumah burung hantu (pagupon). Langkah-langkah yang dilalui dalam analisis data adalah reduksi data (proses seleksi), penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan Microsoft Excel 2016. Hubungan antara ekologi, ekonomi, dan sosial dengan tingkat efektifitas pengendalian burung hantu serak jawa terhadap tikus sawah dianalisis regresi dan korelasi menggunakan Microsoft Excel 2016. Data akhir akan ditarik kesimpulan untuk mendapatkan faktor ekologi, ekonomi, dan sosial yang paling efektif untuk mendukung pengendalian tikus sawah menggunakan burung hantu.
Penelitian dilakukan dari awal bulan September 2021 hingga Februari 2022. Hasil penelitian menunjukkan pengendalian tikus sawah menggunakan burung hantu lebih efektif daripada pengendalian jenis lain. Dua tahun setelah penerapan burung hantu, laporan terkait serangan tikus tidak ada lagi dan jenis pengendalian lainnya sudah tidak dilakukan lagi. Efektifitas burung hantu dipengaruhi oleh jumlah populasi burung hantu yang harus seimbang dengan populasi tikus sawah. Keseimbangan burung hantu pada suatu wilayah harus disertai dengan penyediaan pagupon. Sepasang burung hantu dewasa rata-rata mengonsumsi 11,1 ekor tikus setiap hari dengan total 4063,7 ekor tikus sawah dalam satu tahun. Rata-rata konsumsi akan meningkat pada proses reproduksi berlangsung, saat mulai bertelur, mengerami telur, hingga merawat anakan. Jumlah anakan yang dihasilkan 1-7 ekor setiap pagupon dengan rata-rata 3 ekor. Burung hantu efektif meningkatkan hasil panen padi di semua lokasi penelitian dan menghemat pengendalian metode lain. Peran pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pengendalian tikus sawah menggunakan burung hantu melalui program bantuan, perlindungan dan pelestarian burung hantu.
Collections
- MT - Agriculture [3787]