Analisis Beban Pencemar dan Kapasitas Asimilasi serta Pengelolaannya di Estuari Sungai Belau Teluk Lampung
View/ Open
Date
2011Author
Sembel, Luky
Damar, Ario
Adiwilaga, Enan M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Sungai sangat penting dalam pengelolaan wilayah pesisir, karena fungsinya sebagai wadah transportasi, sumber air bagi masyarakat, tempat perikanan dan sebagai pemeliharaan dalam hidrologi. Selain itu, sungai juga dapat membawa sedimen (lumpur, pasir), sampah, bahan- bahan pencemar serta zat hara yang berasal dari wilayah pemukiman maupun industri. Sungai Belau terletak di daerah pemukiman dengan jumlah penduduk yang padat. Sebagian besar dari mereka memiliki mata pencarian sebagai nelayan dan pedagang. Pemanfaatan di sekitar Sungai Belau sangat beragam diantaranya pertanian, industri rumah tangga, hotel, pasar, perumahan penduduk dan tempat kapal–kapal nelayan. Karena fungsinya yang beragam, Estuari Sungai Belau mengalami penurunan kualitas lingkungan yang tergambar dari warna perairan keruh serta banyaknya sampah organik dan anorganik. Mengatasi masalah-masalah di atas, perlu suatu arah pengelolaan yang sifatnya terpadu sehingga penyusunan arah pengelolaan kualitas air tepat dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hal-hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah menentukan distribusi dan pola sebaran konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Cr serta mengkaji kondisi TSS, BOD5, COD, nitrat dan fosfat ditinjau dari sebaran salinitas, menghitung kapasitas asimilasi di perairan laut dalam menampung bahan pencemar yang masuk dari Sungai Belau dan menganalisis arah pengelolaan lingkungan di Estuari Sungai Belau Teluk Lampung.
Pengambilan dan pengukuran contoh air dilakukan pada akhir Bulan April-awal Bulan Juni 2010 di Estuari Sungai Belau Teluk Lampung dan pengukurannya dilakukan dua Minggu sekali. Pengambilan dan pengukuran setiap contoh air dilakukan di permukaan, selanjutnya setiap stasiun menggunakan GPS (Global Positioning System) ketika pengambilan dan pengukuran dilakukan. Posisi pengambilan dan pengukuran contoh air (Gambar 3) dilakukan di sungai dengan salinitas 0 0/00 (stasiun 1), muara (stasiun 2 dengan salinitas 15 0/00, stasiun 3 dengan salinitas 22 0/00, dan stasiun 4 dengan salinitas 28 0/00) dan di laut dengan salinitas 31 0/00 (stasiun 5). Analisis di laboratorium menggunakan AAS dan spektrofotometer. Analisis data yang digunakan dalam melihat pola hubungan antara logam berat terlarut dan salinitas yaitu melalui pendekatan mixing graph. Selanjutnya untuk mengetahui beban pencemar dan kapasitas asimilasi melalui cara membuat grafik hubungan antara konsentrasi masing-masing parameter limbah di muara sungai dengan beban pencemar parameter tersebut dan selanjutnya dianalisa dengan cara menghubungkan dengan garis baku mutu air.
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka logam Pb terlarut mengalami removal pada pada salinitas ± 5–220/00 dan pada salinitas > 22-310/00 mengalami addition. Logam Cd terlarut mengalami addition pada nilai salinitas ±5-220/00 dan removal pada salinitas >22-310/00. Selanjutnya logam Cr terlarut mengalami proses addition pada salinitas >22-310/00 dan proses removal pada sainitas ±5- 220/00. Rata-rata konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Cr di Estuari Sungai Belau ..dst
Collections
- MT - Fisheries [3029]