Evaluasi kesesuaian kawasan pesisir dan arahan pengembangannya bagi pariwisata bahari di teluk Palu Propinsi Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2001Author
Arifin, Taslim
Bengen, Dietriech G.
Pariwono, John I.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji lingkungan perairan pesisir dalam menunjang pariwisata bahari di Teluk Palu, (2) Menentukan kesesuaian kawasan untuk aktivitas pariwisata bahari yang sesuai dengan potensi sumberdaya alam, (3) Menentukan daya dukung kawasan pesisir Teluk Palu dalam menunjang kegiatan pariwisata bahari. (4) Menentukan arahan pengembangan pariwisata bahari di Teluk Palu. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) data-data geofisik, yaitu : inventarisasi sifat-sifat fisik-kimia oseanografi, data-data fisiografi dan data-data iklim, (2) data-data biologi dan (3) data-data tata ruang. Pengolahan dan analisis data perairan disajikan dalam bentuk gambar dan grafik serta menggunakan software Wx Tide 32, sedangkan analisis kesesuaian kawasan menggunakan software Arc/Info ver. 3.4.2 dan Arc View ver. 3.1. Kelas kesesuaian di bagi ke dalam empat kelas, yaitu: Kelas S1, Kelas S2, Kelas S3, dan Kelas N. Dilakukan analisis daya dukung fisik dan lingkungan yang dikembangkan oleh WTO, serta analisis arahan pengembangan pariwisata bahari dengan menggunakan SWOT. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan skala Beaufort dapat diketahui bahwa kondisi angin di wilayah Teluk Palu tergolong angin kencang dengan kecepatan rata-rata 12,73 m/det. Dengan kondisi angin tersebut maka keadaan permukaan laut diduga membentuk gelombang besar, puncak berbuih dan kemungkinan terjadi percikan. Jenis wisata yang dapat dikembangkan dilokasi ini adalah selancar. Hasil analisis oseanografi diperoleh bahwa tipe pasang surut di perairan Teluk Palu adalah semidiurnal. Kondisi arus permukaan tergolong arus lemah (maksimum 0.22 m/det. dan minimum 0.09 m/det.), hal ini sangat sesuai untuk kebutuhan pengembangan pariwisata bahari. Kualitas perairan relatif baik, hal ini terlihat dari nilai rata-rata pH, Ammonia dan COD masih di bawah baku mutu Peraturan Pemerintah RI. No. 85/1999 untuk keperluan perikanan di perairan laut dan kesesuaian pariwisata bahari oleh Bakosurtanal. Kesesuaian kawasan diperoleh bahwa pada umumnya wilayah studi sesuai untuk pengembangan pariwisata pantai. Khusus untuk pengembangan pariwisata bahari (diving dan snorkling) hanya terbatas pada wilayah Tanjung Karang. Daya dukung fisik dan lingkungan menunjukkan faktor pembatas (pantai pasir putih, lahan akomodasi dan ketersediaan air tawar) mempunyai batas tertentu dalam menerima sejumlah wisatawan. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa dampak kegiatan pariwisata terhadap masyarakat lokal, secara kualitatif dampak positif lebih besar dibandingkan dampak negatif. Dampak kegiatan pariwisata terhadap wilayah, secara kualitatif dampak positif lebih besar dibandingkan dampak negatif. Untuk mengatasi masalah "hubungan konflik" dalam pengelolaan wilayah pesisir perlu memisahkan kegiatan- kegiatan tersebut dari ruang yang sama, yaitu melalui pembentukan zonasi.
Collections
- MT - Fisheries [3026]