Pemurnian Minyak Ikan Tuna (Thunnus sp.) Skala Pilot dari Hasil Samping Pengalengan
Date
2023-06-06Author
Aprillia, Adenia Cahyatie
Suseno, Sugeng Heri
Bustami, Bustami
Metadata
Show full item recordAbstract
ADENIA CAHYATIE APRILLIA. Pemurnian Minyak Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Skala Pilot dari Hasil Samping Pengalengan Dibimbing oleh SUGENG HERI
SUSENO dan BUSTAMI.
Minyak ikan yang berasal dari hasil samping industri pengalengan
mengandung bahan-bahan non minyak dengan kualitas rendah dan belum
memenuhi standar mutu minyak ikan atau IFOS (International Fish Oil Standart),
sehingga perlu dimurnikan untuk dapat memenuhi standar mutu minyak ikan IFOS
dan layak dikonsumsi (edible oil). Hasil penelitian terdahulu umumnya terbatas
pada skala laboratorium, sehingga minyak ikan perlu dimurnikan secara spesifik
pada skala pilot, salah satunya melalui proses pemurnian menggunakan sentrifugasi
tubular bowl. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik minyak
ikan tuna hasil samping pengalengan dan menentukan kualitas minyak ikan tuna
terbaik yang dihasilkan melalui proses pemurnian dengan menggunakan volume
dan kecepatan pompa sentrifugasi yang sesuai dengan standar IFOS.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu karakterisasi minyak ikan tuna
kasar yang meliputi pengujian kadar asam lemak bebas (FFA), nilai peroksida (PV),
nilai p-anisidin (p-AnV), dan total oksidasi (totoks), nilai viskositas, nilai
kejernihan, kandungan logam berat dan profil asam lemak. Tahapan kedua
dilakukan pemurnian minyak tuna dengan volume minyak ikan (5; 7,5; 10) L
dengan sentrifuse high speed refrigerated (sentrifuse laboratorium) serta sentrifuse
tubular bowl dengan perlakuan kecepatan pompa sentrifugasi
(150; 250; 350) mL/menit. Rancangan yang digunakan pada perlakuan volume
pemurnian dengan sentrifugasi laboratorium menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dan perlakuan volume pemurnian dengan kecepatan pompa
sentrifugasi tubular bowl menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial
(RALF).
Karakteristik minyak tuna kasar berdasarkan parameter oksidasi yang
diperoleh belum memenuhi standar IFOS. Hasil pemurnian minyak tuna dengan
volume pemurnian yang berbeda menggunakan sentrifugasi laboratorium diperoleh
volume minyak ikan 10 L telah sesuai standar IFOS yang meliputi, kadar
FFA 0,36±0,05%, nilai PV 6,87±0,09 mEq/kg, nilai p-AnV 6,28±0,1 mEq/kg,
totoks 20±0,29 mEq/kg dengan nilai kejernihan 91,88±0,04%T dan rendemen
87±1,70%. Proses pemurnian minyak ikan tuna menggunakan sentrifuse
tubular bowl diperoleh hasil terbaik berdasarkan parameter oksidasi yang telah
memenuhi standar IFOS yakni volume pemurnian 7,5 L dengan kecepatan pompa
sentrifugasi 150 mL/menit berdasarkan parameter oksidasi minyak ikan yang
meliputi FFA 0,20±0,09%, PV 6,20±0,28 mEq/kg, p-AnV 2,70±0,13 mEq/kg,
totoks 15,10±0,70 mEq/kg, rendemen 80±0,04%, kejernihan 84,50±0,04%T, dan
viskositas 72±0, cP. Keragaan asam lemak minyak tuna murni didominasi oleh
DHA 19,62 % dan lebih tinggi dibandingkan dengan EPA 7,99%. ADENIA CAHYATIE APRILLIA. Purification of Tuna (Thunnus sp.) Oil on Pilot
Scale from Canning By-products Supervised by SUGENG HERI SUSENO and
BUSTAMI.
Fish oil derived from by-products of the canning industry contains non-oil
ingredients with low quality and has not met the quality standards of fish oil or
IFOS (International Fish Oil Standart), so it needs to be purified to meet the quality
standards of IFOS fish oil and is suitable for consumption (edible oil). The results
of previous research are generally limited to the laboratory scale, so fish oil needs
to be purified specifically on a pilot scale, one of which is through a purification
process using tubular bowl centrifugation. This study aims to evaluate the
characteristics of tuna fish oil by-products of canning and determine the best quality
of tuna fish oil produced through the refining process using the volume and speed
of the centrifuge pump in accordance with IFOS standards.
The research was conducted in two stages, namely, the characterization of
crude tuna oil which includes testing free fatty acid (FFA) content, peroxide value
(PV), p-anisidine value (p-AnV), and total oxidation (totox), viscosity value, clarity
value, heavy metal content, and fatty acid profile. The second stage of tuna oil
purification was carried out with a volume of fish oil (5; 7,5; 10) L with a
high-speed refrigerated centrifuge (laboratory centrifuge) and a tubular bowl
centrifuge with centrifuge pump speed treatments of (150; 250; 350) mL/min.
The design used in the treatment of purification volume with laboratory
centrifugation used a Completely Randomized Design (CRD) and the treatment of
purification volume with tubular bowl centrifuge pump speed used a Completely
Randomized Factorial Design (CRFD).
The characteristics of crude tuna oil based on the oxidation parameters
obtained have not met the IFOS standards. The results of tuna oil refining with
different refining volumes using a laboratory centrifugation obtained a volume of
10 L fish oil has met the IFOS standards which include, FFA content of 0,36±0.05%,
PV 6,87±0,09 mEq/kg, p-AnV 6,28±0,1 mEq/kg, totox 20±0,29 mEq/kg with a
clarity value 91,88±0,04%T and yield 87±1,70%. The process of refining tuna oil
using a tubular bowl centrifuge obtained the best results based on oxidation
parameters that have met IFOS standads, namely the refining volume of 7,5 L with
a centrifuge pump speed of 150 mL/min based on fish oil oxidation parameters
including FFA 0,20±0,09%, PV 6,20±0,28 mEq/kg, p-AnV 2,70±0,13 mEq/kg,
totox 15,10±0,70 mEq/kg, yield 80±0,04%, clarity 84,50±0,04%T, and viscosity
72±0 cP. The fatty acid composition of refined tuna oil was dominated by DHA
19,62% and higher than EPA 7,99%.
Collections
- MT - Fisheries [3016]