Respon Pertumbuhan Bibit Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Indigenous
View/ Open
Date
2015Author
Miska, Moh. Ega Elman
Wachjar, Ade
Mansur, Irdika
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) termasuk famili Arecaceae yang dikelompokkan ke dalam tanaman multi guna (multiple purpose trees). Tanaman aren merupakan tanaman yang pemanfaatannya paling luas dibandingkan dengan spesies lainnya. Potensi dari tanaman aren sangat tinggi dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan alternatif energi terbarukan. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan dan budidaya tanaman aren adalah pertumbuhan bibit yang lambat. Salah satu alternatif yang dikembangkan dalam mengatasi kendala tersebut adalah pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Adanya FMA pada bibit aren diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan, terutama peningkatan serapan hara sehingga bibit mampu tumbuh baik di lapangan dan mengatasi keadaan lingkungan yang beragam. Tahap pembibitan ini merupakan langkah awal untuk menghasilkan bibit aren yang bermutu. Sejauh ini, belum ada informasi mengenai teknik budidaya dalam upaya peningkatan pertumbuhan bibit aren melalui pemanfaatan mikoriza untuk mendapatkan bibit aren yang berkualitas.
Penelitian terdiri atas tiga percobaan yang memiliki keterkaitan yaitu (1) isolasi dan karakterisasi tipe FMA dari rhizosfer aren, (2) status keberadaan FMA pada tanaman aren, dan (3) uji keefektifan inokulum tanah FMA dari bawah tegakan aren dalam meningkatkan pertumbuhan bibit aren.
Isolasi dan karakterisasi FMA dari contoh tanah yang diamati berasal dari rhizosfer aren yang tersebar di tiga lokasi kabupaten, yaitu Cianjur, Sukabumi, dan Lebak. Berdasarkan hasil dari contoh tanah yang memiliki jumlah kepadatan spora terbanyak dari penangkaran (trapping) dan memiliki jumlah propagul infektif tertinggi dari penghitungan Most Probable Number (MPN), selanjutnya akan diuji keefektifannya dalam meningkatkan pertumbuhan bibit aren. Uji keefektifan inokulum tanah FMA indigenous pada bibit aren menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor. Faktor pertama adalah pemupukan P (P0 = tanpa pemupukan P dan P1 = dengan pemupukan P). Faktor ke-dua adalah inokulasi FMA (M0 = tanpa inokulum FMA, M1 = inokulum FMA indigenous, dan M2 = inokulum FMA mycofer ).
Hasil isolasi dan karekterisasi FMA menunjukkan bahwa terdapat empat genus FMA dari bawah tegakan aren, yaitu: Glomus sp. (7 tipe spora), Acaulospora sp. (5 tipe spora), dan Scutellospora sp. (1 tipe spora) ditemukan di Cianjur, Sukabumi, dan Lebak, sedangkan Gigaspora sp. (1 tipe spora) hanya ditemukan di Sukabumi. Hasil penelitian status keberadaan FMA pada rhizosfer aren menunjukkan bahwa contoh tanah dari lokasi Sukabumi memiliki kepadatan spora dan propagul infektif lebih tinggi dibandingkan contoh tanah dari Cianjur dan Lebak.
Hasil uji keefektifan inokulum FMA menunjukkan bahwa inokulum FMA indigenous mampu meningkatkan pertumbuhan bibit aren berdasarkan parameter tinggi tanaman, panjang pelepah daun, diameter pangkal pelepah, bobot kering tajuk, biomassa total, serapan hara P, jumlah spora, dan persen infeksi akar. Interaksi yang terjadi antara pemupukan P dengan inokulum FMA menunjukkan adanya peran inokulum FMA terhadap panjang pelepah daun, jumlah spora, dan persen infeksi akar dengan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan inokulum FMA indigenous tanpa pemupukan P.
Collections
- MT - Agriculture [3787]