Pemetaan untuk Perencanaan Partisipatif Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kecamatan Padang Timur, Kota Padang).
View/ Open
Date
2015Author
Sahputra, Romi
Barus, Baba
Lubis, Djuara P.
Metadata
Show full item recordAbstract
Permasalahan sampah terutama di kota-kota besar dewasa ini sudah semakin
meningkat dan menjadi salah satu isu lingkungan yang mendapatkan perhatian
serius karena potensi dampak yang dapat ditimbulkannya. Hal ini tidak terlepas
dari semakin meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun yang berakibat
terhadap meningkatnya jumlah volume timbulan sampah. Selain itu, perubahan
gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat juga memberikan andil terhadap
semakin kompleksnya jenis, komposisi, dan karakteristik sampah. Kompleksnya
permasalahan sampah tidak diimbangi dengan suatu sistem pengelolaan sampah
yang baik dan terpadu. Keterbatasan pemerintah daerah dalam mengalokasikan
anggaran untuk kegiatan pengelolaan sampah selain berimplikasi terhadap masih
rendahnya tingkat pelayanan sampah, juga menyebabkan masih beragamnya pola
dan partisipasi masyarakat dalam menyikapi permasalahan sampah.
Paradigma lama pengelolaan sampah melalui pendekatan pola kumpulangkut-
buang selama ini menunjukkan permasalahan sampah di kota-kota besar
belum dapat teratasi dengan optimal. Data Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Padang mencatat bahwa pada tahun 2013 jumlah sampah yang dapat
terangkut ke TPA setiap harinya hanya 60% dari total produksi sampah Kota
Padang, sedangkan sisanya sekitar 40% sampah masih belum terkelola dengan
baik. Oleh karena itu, sudah saatnya paradigma tersebut bergeser kepada suatu
paradigma baru melalui pendekatan “reduce at source”, dimana sampah sedapat
mungkin sudah mulai diminimalisir sejak dari sumber. Pendekatan ini pada
prinsipnya menempatkan masyarakat tidak hanya sebagai objek, tetapi
memberikan ruang terhadap adanya partisipasi masyarakat dalam menyikapi
permasalahan sampah. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan pemetaan
terhadap karakteristik dan perilaku masyarakat dalam menyikapi permasalahan
sampah yang didasarkan pada deferensiasi tipologi perumahan/permukiman. Hasil
pemetaan tersebut dijadikan sebagai dasar dalam melakukan perencanaan
partisipatif sehingga dapat direkomendasikan strategi pengelolaan sampah
berbasis masyarakat di Kecamatan Padang Timur.
Deferensiasi tipologi perumahan/permukiman didasarkan pada tiga faktor
pembeda, yaitu kerapatan bangunan, fisik bangunan, dan pendapatan masyarakat.
Faktor kerapatan bangunan dibagi tiga kategori, yaitu tipologi rapat, sedang, dan
jarang. Faktor fisik bangunan dibagi dua kategori, yaitu tipologi permanen dan
tidak permanen. Sementara faktor pendapatan masyarakat dibagi dua kategori,
yaitu tipologi berpendapatan tetap dan berpendapatan tidak tetap. Hasil observasi
lapangan didapatkan delapan tipologi perumahan/permukiman, yaitu tipologi
rapat-permanen-berpendapatan tetap, tipologi rapat-permanen-berpendapatan
tidak tetap, tipologi sedang-permanen-berpendapatan tetap, tipologi sedangpermanen-
berpendapatan tidak tetap, tipologi jarang-permanen-berpendapatan
tetap, tipologi jarang-permanen-berpendapatan tidak tetap, tipologi rapat-tidak
permanen-berpendapatan tidak tetap, dan tipologi sedang-tidak permanenberpendapatan
tidak tetap.
Hasil pemetaan terhadap karakteristik rumah tangga menunjukkan hasil
yang didominasi oleh kondisi antara lain jumlah anggota keluarga antara 5-8
orang, tingkat pendidikan menengah, jenis pekerjaan sebagai wiraswasta, jumlah
penghasilan antara Rp.1 Juta sampai dengan Rp.3 Juta, dan lamanya menetap
lebih dari 15 tahun. Pemetaan terhadap aspek fisik menunjukkan hasil antara lain
jumlah potensi sampah domestik tertinggi pada Tipologi PR-P-TT, jumlah potensi
sampah domestik terangkut tertinggi pada Tipologi PS-P-T, jumlah potensi
sampah domestik tidak terangkut tertinggi pada Tipologi PR-P-TT, dan
ketersediaan sarana prasarana persampahan yang paling memadai pada Tipologi
PR-P-TT. Pemetaan terhadap aspek ekonomi menunjukkan hasil yang didominasi
antara lain tingkat ekonomi sedang dan tingkat willingness to pay rendah.
Pemetaan terhadap aspek sosial menunjukkan hasil antara lain kebiasaan memilah
sampah lebih rendah daripada yang tidak memilah sampah, kebiasaan
memanfaatkan sampah organik lebih rendah daripada yang tidak memanfaatkan
sampah organik, kebiasaan memanfaatkan sampah anorganik lebih rendah
daripada yang tidak memanfaatkan sampah anorganik, dan kebiasaan membakar
sampah lebih rendah daripada yang tidak membakar sampah.
Pendekatan strategi yang dapat direkomendasikan dalam pengelolaan
sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Padang Timur antara lain: (1) Pada
Tipologi PR-P-T dan PS-P-T diperlukan peningkatan terhadap kebiasaan
masyarakat dalam meminimalisir jumlah potensi sampah melalui Program 3R,
penambahan jumlah becak motor masing-masing sebanyak 1 unit (swadaya
masyarakat), perlunya kegiatan sosialisasi tentang pengolahan sampah, dan
penguatan peran Lembaga Pengelola Sampah (LPS) di tingkat Rukun Tetangga
(RT)/Rukun Warga (RW); (2) Pada Tipologi PS-P-TT dan PJ-P-TT diperlukan
peningkatan terhadap kebisaan masyarakat dalam meminimalisir jumlah potensi
sampah melalui Program 3R dan penguatan peran LPS di tingkat RT/RW; (3)
Pada Tipologi PJ-P-T diperlukan peningkatan terhadap kebiasaan masyarakat
dalam meminimalisir jumlah potensi sampah melalui Program 3R, penambahan
jumlah becak motor sebanyak 1 unit (swadaya masyarakat), dan penguatan peran
LPS di tingkat RT/RW; (4) Pada Tipologi PR-P-TT diperlukan peningkatan
terhadap sikap dan kebiasaan masyarakat melalui Program 3R, penambahan
jumlah becak motor sebanyak 2 unit, pembuatan himbauan tentang penempatan
sampah pada tempat yang telah disediakan, dan penguatan peran LPS di tingkat
RT/RW; (5) Pada Tipologi PR-TP-TT diperlukan peningkatan terhadap tingkat
pengetahuan dan kebiasaan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi tentang
pengolahan sampah, penambahan jumlah becak motor sebanyak 1 unit, dan
perlunya dibentuk LPS di tingkat RT/RW; (6) Pada Tipologi PS-TP-TT
diperlukan peningkatan terhadap tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat
melalui kegiatan sosialisasi tentang pengolahan sampah, penambahan jumlah
becak motor sebanyak 1 unit, pembuatan himbauan tentang penempatan sampah
pada tempat yang telah disediakan, dan perlunya dibentuk LPS di tingkat RT/RW.
Collections
- MT - Agriculture [3787]