Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)
Abstract
Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayuran yang potensial untuk dikembangkan adalah wortel. Wortel merupakan bahan pangan yang digemari, bergizi tinggi, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah utama penghasil wortel. Salah satu sentra produksi wortel di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur. Salah satu sentra produksi wortel di Kabupaten Cianjur adalah Kawasan Rintisan Agropolitan yang berada di wilayah Kecamatan Cipanas. Komoditi wortel ini tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan. Produk olahan tersebut antara lain berupa manisan atau dodol, kerupuk, sirup, dan stick. Kegiatan pengolahan terhadap wortel ini telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. KWT Kartini ini berada di Kawasan Rintisan Agropolitan. Produk olahan ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Namun demikian, dalam kegiatannya tersebut terdapat beberapa permasalahan dalam aspek pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran usaha pengolahan wortel KWT Kartini, merumuskan strategi pemasaran usaha pengolahan wortel oleh KWT Kartini, dan menentukan strategi pemasaran prioritas usaha pengolahan wortel oleh KWT Kartini. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dan berdasarkan pembatasan yang dihadapi, maka penelitian dibataskan pada produk olahan wortel berupa manisan atau dodol, kerupuk, sirup, dan stick. Adapun campuran bahanbahan pendukung seperti gula, vanila, asam sitrat, terigu, penyedap rasa, ketumbar, air, dan minyak goreng. Kegiatan usaha yang dijalankan terbatas pada cakupan industri rumah tangga yang dilihat berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal dan eksternal. Formulasi strategi pada analisis lingkungan internal dan eksternal digunakan metode yang bersumber dari buku David (2003). Pada Tahap Pemasukkan (The Input Stage) digunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Dalam Tahap Pemaduan (The Matching Stage) digunakan alat analisis Matriks IE dan Matriks SWOT. Tahap terakhir adalah Tahap Keputusan (The Decision Stage) digunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Analisis lingkungan internal yang dilakukan yaitu terhadap faktor-faktor strategis internal antara lain kualitas produk, lokasi produksi, kapasitas produksi, variasi produk, penelitian dan pelatihan, merek produk, kemasan produk, kegiatan promosi, harga jual produk, dan saluran distribusi. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Faktor lingkungan makro yang paling berpengaruh dalam kegiatan pemasaran KWT Kartini adalah faktor demografi, alam, ekonomi, teknologi, dan sosial budaya. Faktor-faktor lingkungan mikro yang berpengaruh dalam aspek pemasaran KWT Kartini yaitu adanya pesaing industri, pendatang baru, adanya produk substitusi, kekuatan tawar pembeli, dan kekuatan tawar pemasok. Adapun faktor-faktor strategis eksternal tersebut yaitu ketersediaan bahan baku, perkembangan teknologi, dukungan dari pemerintah daerah setempat, gaya hidup, peran agropolitan, menurunnya daya beli masyarakat, naiknya harga kebutuhan pokok, biaya energi yang meningkat, tingkat persaingan industri, dan adanya produk substitusi. Berdasarkan hasil identifikasi faktor strategis internal, skor total hasil analisis internal adalah 2,7443 yang menandakan bahwa KWT Kartini tersebut berada pada posisi internal “rata-rata”, dalam memanfaatkam kekuatan untuk menghadapi kelemahan yang dihadapi kelemahan yang dihadapi KWT Kartini. Kekuatan utama dari KWT Katini terdapat pada faktor variasi produk dengan skor internal 0,46 dan faktor kualitas produk dengan skor internal 0,4240. Adapun kelemahan utama KWT Kartini terletak pada kemasan produk dan kegiatan promosi dengan skor eksternal berturut-turut 0,2052 dan 0,1940. Berdasarkan hasil identifikasi faktor strategis eksternal tersebut, skor total analisis eksternal adalah 2,7929 yang menandakan bahwa KWT Kartini tersebut berada pada posisi eksternal “sedang” dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman yang dihadapi KWT Kartini. Peluang utama KWT Kartini terdapat pada faktor ketersediaan bahan baku dan adanya dukungan dari Pemerintah Daerah setempat dengan skor eksternal berturut-turut 0,4864 dan 0,3762. Ancaman utama KWT Kartini adalah adanya produk substitusi dan daya beli masyarakat yang menurun dengan skor eksternal 0,2120 dan 0,1890. Pada sumbu-x matriks IE, skor total IFE adalah 2,7443 yang menunjukkan posisi internal rata-rata. Demikian pula pada sumbu-y matriks IE, skor total EFE adalah 2,7929 yang menunjukkan posisi eksternal menengah. Berdasarkan pemetaan matriks IE di atas, maka KWT Kartini berada pada sel V. bidang usaha yang masuk dalam sel V dapat diterapkan dengan tepat melalui strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain strategy). Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk bidang usaha yang masuk dalam sel V dalam matriks IE. Berdasarkan Matriks SWOT diperoleh strategi SO atau strategi kekuatanpeluang, strategi yang dihasilkan adalah membuka peluang investasi bagi pihak lain. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang, strategi yang dihasilkan antara lain peningkatan promosi penjualan atau penyebaran informasi produk, memperbaiki tampilan produk melalui perbaikan kemasan, dan mencari informasi pasar dengan penggunaan teknologi informasi. Strategi ST atau strategi kekuatanancaman, strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengolahan produk.Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman, strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemasaran produk. Hasil kuesioner yang diisi oleh responden mengenai kemenarikan alternatif strategi menunjukkan bahwa strategi WO (memperbaiki tampilan produk melalui perbaikan kemasan) mendapat total nilai kemenarikan terbesar yaitu 7,628. Selain itu, KWT Kartini juga perlu berusaha untuk melakukan peningkatan promosi penjualan atau penyebaran informasi produk dengan total nilai kemenarikan 6,991.
Collections
- UT - Agribusiness [4254]